Loading...
EKONOMI
Penulis: Prasasta Widiadi 18:01 WIB | Kamis, 26 Maret 2015

Target Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen Jangan Melulu Andalkan Infrastruktur

Muhammad Syarkawi Rauf (kiri) dan Guru Besar Instituti Pertanian Bogor Rina Oktaviani (kanan) pada dalam diskusi Bulanan Indef Melawan dan Menjinakkan Kartel Ekonomi Indonesia, di Kantor Indef, Jl. Batu Merah, Jakarta Selatan, Kamis (26/3). (Foto: Prasasta )

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Presiden Joko Widodo (Jokowi) jangan bangga dengan menggembar-gemborkan pembangunan infrastruktur sebagai salah satu sarana menumbuhkan ekonomi. Bahkan di awal memerintah Jokowi pernah mengatakan sebelum 2019 Indonesia akan mencapai pertumbuhan ekonomi tujuh persen.

“Kalau Presiden (Jokowi) ingin menargetkan pertumbuhan ekonomi, yang menurut dia bisa sampai 7 persen, harus dilakukan dengan peningkatan produktivitas sumber daya manusia (SDM), jangan terus-terusan hanya memikirkan infrastruktur dan maritim (kelautan),” kata Muhammad Syarkawi Rauf, Komisioner Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) dalam diskusi Bulanan Indef Melawan dan Menjinakkan Kartel Ekonomi Indonesia, di Kantor Indef, Jl. Batu Merah, Jakarta Selatan, Kamis (26/3).

Rauf menyebut perekonomian Indonesia membutuhkan keseimbangan pengelolaan SDA dan SDM. Sementara  pemerintah saat ini, menurut Rauf, mengabaikan pemenuhan produktivitas SDM.

“Ekonomi kita masih digerakkan SDA. Kalau mau menggerakkan pertumbuhan ekonomi jangan melupakan efisiensi pasar barang, dan harus ada kompetisi antar individu yang sehat,” Rauf menjelaskan.

Infrastruktur, Bagian Dari Nawacita

Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla saat awal memerintah menjabarkan tentang Nawacita atau sembilan program prioritas. Salah satu prioritas yang dikerjakan adalah pembangunan infrastruktur secara menyeluruh di berbagai wilayah Indonesia, dengan tujuan dapat mendorong produktivitas masyarakat sehingga dapat mengubah Indonesia menjadi negara produktif sekaligus meningkatkan daya saing negara.

Dalam pembenahan dan pembangunan infrastruktur antara lain pembangunan jalan baru sepanjang 2000 kilometer dan memperbaiki jalan di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Pembangunan berbagai pelabuhan baru dan merenovasi yang lama, pembangunan berbagai kawasan industri baru berikut pengembangan untuk hunian buruhnya. Pemerintah juga akan membangun pasar tradisional di seluruh Indonesia dan memodernisasikan pasar tradisional yang telah ada.

Rauf mengkritisi bahwa saat ini pemerintah tidak berani melepas target pertumbuhan ekonomi terlalu tinggi, padahal menurut Rauf untuk mencapai target tujuh persen pada 2019 butuh kerja cepat dan seimbang.

Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 5,7 persen pada 2015. Rauf menyebut target pertumbuhan ekonomi sebesar itu terlalu kecil.

“Untuk menjadi negara maju pertumbuhan ekonomi Indonesia harus double digit,” kata Rauf mengakhiri penjelasannya.

Editor : Eben Ezer Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home