Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 10:13 WIB | Jumat, 29 Januari 2016

Terobosan Pengembangan Panas Bumi

Petugas berjaga-jaga saat "Well Testing" ML-A1 (uji sumur eksplorasi perdana) di lokasi pemboran panas bumi PT Supreme Energy Muara Labuh, Kab.Solok Selatan, Sumbar, Kamis (13/12/2015). (Foto: Antaranews/Iggoy el Fitra)

SOLOK, SATUHARAPAN.COM – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), melakukan sejumlah terobosan untuk mempercepat pengembangan panas bumi di Tanah Air, sebagai salah satu sumber energi terbarukan.

"Terobosan diambil, agar target energi terbarukan pada bauran energi nasional 2025 mencapai 23 persen dengan kontribusi panas bumi sebesar tujuh persen dapat terwujud," kata Kasubdit Pelayanan dan Bimbingan Panas Bumi, Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian ESDM Budi Herdiyanto di Kabupaten Solok, Sumatera Barat (Sumbar), Kamis (28/1).

Ia menyampaikan hal itu, pada acara sosialisasi pengembangan panas bumi di wilayah kerja Gunung Talang-Bukit Kili Kabupaten Solok.

Menurutnya, langkah yang diambil antara lain pengusahaan panas bumi pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dengan memberikan penugasan untuk mengembangkan wilayah kerja panas bumi tanpa proses lelang.

Berikutnya, akan dilakukan penyusunan kebijakan harga listrik panas bumi dengan skema "feed in tariff" atau mekanisme "sliding price", kata dia.

Kemudian, pemerintah akan membuka peluang bagi pengembang, untuk mendapatkan penugasan survei pendahuluan panas bumi sekaligus eksplorasi.

Dikatakan, semangat percepatan pengembangan potensi panas bumi dilakukan mengingat potensi yang besar namun belum tergarap maksimal.

Tercapainya target pemanfaatan panas bumi tentu akan memberikan manfaat yang lebih besar bagi negara, baik dalam bentuk penerimaan pajak, atau bukan pajak maupun efek ganda melalui terbukanya lapangan kerja baru.

Ia menambahkan, Indonesia memiliki potensi panas bumi yang cukup besar mencapai 29 Giga Watt, tersebar di 324 titik dan baru lima persen yang telah dikelola.

Lembaga World Wide Foundation (WWF) Indonesia, menilai energi panas bumi dibutuhkan di Tanah Air untuk mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil.

“Jika dibandingkan dengan energi fosil sepeti batu bara, minyak bumi dan gas, panas bumi memiliki emisi karbondioksida (CO2) yang terendah hanya 0,2 dari batu bara, “ kata Ring Of Fire Coordinator Climate and Energy Team WWF Indonesia Achmed Shahram Edianto.

Namun ia mengharapkan pengembangan panas bumi harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat setempat. (Ant)

Editor: Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home