Loading...
EKONOMI
Penulis: Sabar Subekti 12:09 WIB | Senin, 11 Maret 2024

Tertidur di Kokpit, Batik Air Berhentikan Sementara Dua Pilot

Seorang awak kabin terlihat di dekat pesawat Batik Air A-330 sebelum lepas landas untuk menjemput WNI di Wuhan, di Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Tangerang dekat Jakarta, Indonesia. (Foto: dok. Ist)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Maskapai Penerbangan Batik Air, layanan penuh dari Lion Group di Indonesia, memberhentikan sementara dua pilot setelah mereka diketahui tertidur di kokpit selama penerbangan domestik pada akhir Januari, kata maskapai itu dalam sebuah pernyataan.

Penerbangan 6723 sedang dalam perjalanan ke Jakarta dari Kendari di Sulawesi Tenggara pada 25 Januari dengan 153 penumpang di dalamnya ketika pilot atau co-pilot tidak menanggapi komunikasi dari pengontrol lalu lintas udara dan pesawat lain, menurut Komisi Nasional Keselamatan Transportasi.

Mereka mencoba menghubungi Airbus A320 setelah gagal mengikuti rute yang ditentukan dan melewati Jakarta menuju Samudera Hindia.

Dua puluh delapan menit setelah transmisi terakhir yang tercatat dari co-pilot, kapten terbangun dan menyadari bahwa pesawat tidak berada pada jalur penerbangan yang benar. Dia kemudian melihat orang kedua di komandonya, atau SIC, sedang tidur dan membangunkannya, tulis KNKT dalam laporan penyelidikan awal tentang apa yang digambarkan sebagai “insiden serius.”

Pada perjalanan sebelumnya dari Jakarta ke Kendari, pilot menyarankan petugas kedua “beristirahat karena dia sadar SIC kurang istirahat. SIC beristirahat di kokpit dan tidur sekitar 30 menit.”

Batik Air dalam keterangannya, hari Sabtu (9/3), menyatakan pihaknya beroperasi dengan kebijakan istirahat yang cukup bagi awak pesawat, sesuai ketentuan, untuk memastikan mereka memiliki kondisi fisik dan mental yang optimal saat menjalankan tugasnya.

Catatan keselamatan Lion Air telah menjadi sorotan selama bertahun-tahun. Maskapai swasta ini telah mengalami beberapa kali kehilangan lambung, istilah industri untuk pesawat yang rusak dan tidak dapat diperbaiki lagi.

Pada tahun 2018, salah satu pesawat Boeing 737 Max 8 milik maskapai tersebut jatuh tak lama setelah lepas landas dari Jakarta, menewaskan 189 orang di dalamnya. Insiden tersebut kemudian mengungkapkan cacat desain pada pesawat setelah kecelakaan kedua di Ethiopia, yang mengakibatkan jenis pesawat tersebut dilarang terbang secara global selama bertahun-tahun.

Pada tahun 2013, sebuah Boeing 737-800 Lion Air berusia dua bulan mendarat di perairan dekat landasan pacu di Bandara Internasional Ngurah Rai Bali. Meski badan pesawat pecah akibat benturan, tidak ada korban jiwa. (Bloomberg)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home