Loading...
DUNIA
Penulis: Prasasta Widiadi 12:54 WIB | Kamis, 28 Juli 2016

Theresa May Janjikan Ekstremis Takkan Menang di Inggris

Perdana Menteri Inggris, Theresa May (kiri) dan Perdana Menteri Italia , Matteo Renzi (kanan) dalam konferensi pers setelah melakukan dialog bilateral di Roma, Italia. (Foto: theguardian.com).

ROMA, SATUHARAPAN.COM – Perdana Menteri (PM) Inggris, Theresa May, bersumpah kelompok ekstremis Islamic State Iraq and Syria (ISIS) tidak akan melakukan aksi yang sama seperti di gereja Katolik di Rouen, Prancis.  

Beberapa saat setelah melakukan dialog bilateral dengan PM Italia, Matteo Renzi, di Roma pada hari Rabu (27/7), dia memberi saran kepada negara-negara Eropa untuk saling mengingatkan dan meningkatkan langkah-langkah keamanan.

May menyebut pemimpin Eropa harus meningkatkan keamanan dan pengawasan melekat karena jarak waktu antara teror di Nice, Prancis, kemudian di Munchen, Jerman, terjadi dalam waktu berdekatan.

“Di Eropa, intelijen setiap negara harus meningkatkan kerja sama lebih lanjut dan berbagi informasi penting yang berkaitan dengan biodata anggota yang termasuk kelompok ekstremis maupun diduga kuat tergabung ekstremis tersebut dengan cepat dan efektif,” kata dia.

“Saya pastikan akan melindungi warga negara saya, sama halnya dengan pemimpin lain di Eropa yang melindungi warga negara,” kata May seperti diberitakan Scotland Herald.

“Kita juga harus memastikan teroris tidak meraih kemenangan,” kata perempuan kelahiran 1956 tersebut.

May menambahkan bahwa kelompok ekstremis mencoba menyerang nilai-nilai hidup dan kebersamaan yang telah mengakar di Eropa, namun dia merasa optimistis kelompok ekstremis tersebut tidak akan berhasil.

Perempuan kelahiran Eastbourne, Inggris tersebut, mengatakan pembunuhan terhadap Pastor Jacques Hamel di Rouen, Prancis adalah tindakan tidak berperikemanusiaan dan biadab.  

May mengatakan dengan berbagi informasi maka memungkinkan setiap negara untuk melindungi diri dari kelompok yang berusaha menghancurkan negara dengan perlahan-lahan.

Pelaku pembunuhan Pastor Jacques Hamel diidentifikasi pihak berwenang bernama Adel Kermiche. Pemuda berusia 19 tahun tersebut merupakan residivis karena sebelumnya sempat ditahan saat hendak melakukan perjalanan ke Suriah.

Misa Duka Cita Jacques Hamel

Di tempat terpisah, Gereja Saint Etienne du Rouvray menggelar misa duka cita kematian Pastor Jacques Hamel. Misa dipimpin Uskup Agung Paris, Andre Vingt Trois, dan turut hadir sejumlah pejabat Prancis, termasuk Presiden Prancis, Francois Hollande.

Andre Vingt Trois mengatakan pembunuhan yang dialami Hamel jangan menjadikan umat Kristiani menaruh dendam dan kebencian.

“Kematiannya (Jacques Hamel, Red) tidak membawa kepada keputusasaan,” kata dia, seperti diberitakan euronews.com.   

Dia menambahkan kematian Hamel jangan membawa umat Kristiani kepada balas dendam, melainkan membawa setiap umat Kristiani kepada keimanan yang semakin kuat.  

Hubungan antariman yang kuat di Prancis seharusnya dapat menjadi modal tambahan Prancis dalam mengalahkan kekuatan terorisme. (heraldscotland.com/euronews.com)  

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home