Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 15:20 WIB | Rabu, 22 April 2015

Tibet Tuntut Tiongkok Bebaskan Panchen Lama

Dia,Gedhun Choekyi Nyima, reinkarnasi Panchen Lama ke-10. Diculik pada usia enam tahun. Pemerintah China terus mengelak memberi informasi keberadaannya.
Poster kampanye untuk pembebasan Panchen Lama ke-11.

DHARMASHALA, SATUHARAPAN.COM - Juru bicara Pemerintah Tibet (Central Administrasi Tibet (CTA), Tashi Phuntsok, hari Selasa (21/4) meminta pembebasan bagi Panchen Lama yang teklah hilang sejak 11 tahun lalu.

Dalam penjelasan pers, seperti dimuat dalam situs resmi pemerintah Tibet yang dipimpin Sekretaris Hubungan Internasional, Sonam Dagpo, Tashi Phuntsok menyatakan bahwa "17 Mei 2015 adalah bertepatan dengan ulang tahun hilangnya Panchen Lama ke-11, Gedhun Choekyi Nyima, salah satu pemimpin agama yang paling dihormati di Tibet.’’

Dia mengatakan bahwa Pusat Administrasi Tibet menyerukan kepada masyarakat internasional bergabung untuk pembebasannya. Panchen Lama hilang pada pada usia enam tahun, dan teah 20 tahun hilang, dan hingga saat ini keberadaannya tetap tidak diketahui.

Pada 14 Mei 1995 Gedhun Choekyi Nyima, ketika berusia enam, diakui oleh Yang Mulia Dalai Lama ke-14 sebagai reinkarnasi ke-10 Panchen Lama. Tiga hari setelah pengumuman itu, dia diculik dan menjadi salah satu tahanan politik termuda di dunia.

Kasusnya  itu dinyatakan sebagai penghilangan paksa pada April 2011 oleh Kelompok Kerja PBB untuk Penghilangan Paksa, dan China / Tiongkok disebutkan bertanggung jawab atas hilangnya. Namun pihak berwenang China "terus-menerus menolak untuk memberikan informasi apapun tentang dia atau keberadaannya, membuat kasusnya sebagai sebuah penghilangan paksa, kata pernyataan itu.

Hilangnya Panchen Lama telah menarik perhatian internasional karena usianya yang masih muda. Penahanan sewenang-wenang dan hukuman di penjara tanpa proses pengadilan. Menurut Pusat untuk Hak Asasi Manusia dan Demokrasi Tibet, saat ini terdapat lebih dari 2.000 tahanan politik Tibet pada pemerintah China.

Pada 14 Mei 1995, Gedhun Choekyi Nyima, dalam upacara agama Budha Tibet dinyatakan sebagai Panchen Lama ke-11. Tiga hari kemudian dia diculik oleh pemerintah China. (Foto: dari Huffington Post)

Penghilangan Paksa

Surat banding CTA itujuga menyatakan bahwa "Sejumlah badan hak asasi manusia termasuk Komite PBB Menentang Penyiksaan, Komite PBB tentang Hak Anak, serta Pelapor Khusus Kebebasan Beragama atau Berkeyakinan, semuanya menyerukan keberadaan Panchen Lama harus diungkapkan. Namun China telah menutup telinga untuk permohonan tersebut, termasuk  memungkinkan kontak dengan Panchen Lama, dan tetap menahannya."

Tibet menderita di bawah pendudukan dan penindasan China. Hal itu mendoro9ng terus terjadinya protes, termasuk 138 kasus membakar diri di Tibet yang mencerminkan penolakan  rakyat Tibet terhadap kebijakan China di Tibet. Yang terbaru kasus bakar diri terjadi pada tanggal 16 April oleh Ney Kyab yang  menyerukan kembalinya alai Lama dan pembebasan bagi Panchen Lama.

Dalam sejarah Tibet, Panchen Lama telah memainkan peran penting dalam masyarakat Tibet. Panchen Lama ke-10, terutama berperan dalam melestarikan budaya Tibet, tradisi dan bahasa.

"Kasus Panchen Lama bukan hanya kisah seorang anak berusia enam tahun yang tidak bersalah menghilang selama 20 tahun, tetapi juga merupakan gejala terang-terangan represi politik dan kurangnya kebebasan beragama. Hilangnya secara paksa Panchen Lama ke-11 adalah kasus yang jelas tentang agresi China terhadap orang-orang Tibet dengan membajak praktik reinkarnasi dalam tradisi lama berabad-abad Buddhis Tibet untuk kepentingan politik,"  kata Tashi Phuntsok, Juru Bicara CTA.

Pusat Administrasi Tibet mengimbau agar pendukung Tibet di seluruh dunia menyerukan pembebasan Panchen Lama dan semua tahanan politik di Tibet melalui berbagai saluran, termasuk media sosial. Facebook kampanye tentang hal ini adalah "solidaritas dengan tibet" dan hashtag #Releasepanchenlama.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home