Loading...
INDONESIA
Penulis: Endang Saputra 21:29 WIB | Kamis, 02 April 2015

Togu Manurung: Penyebab Kebakaran Hutan 99 Persen Dilakukan Manusia

Reader on Law and Gavernance dari Thamrin School Mas Achmad Santosa kesatu dari sebelah kiri. (Foto: Endang Saputra)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM  – Reader on Forestry Issues dari Thamrin School  Togu Manurung menegaskan khususnya mengenai konflik dengan masyarakat bahwa penyebab Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) 99 persen dilakukan manusia.

"Kebiasaan masyarakat lokal dan pendatang serta perambah hutan membuka lahan dengan cara membakar sebagai salah satu pemicu karhutla," kata Togu Manurung di Kantor KPBB, Gedung Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (2/4).

Menurut Togu lahan yang terbakar sebagian besar berada di wilayah klaim atau penduduk okupasi kawasan hutan ilegeal atau konflik oleh masyarakat atau wilayah yang diterlantarkan pemegang izin konsesi hutan atau Hak Guna Usaha (HGU) perkebunan.

Disamping itu, kata Togu perusahan pemilik konsesi hutan dan perkebunan kelapa sawit disinyalir ada yang secara sengaja melakukan pembakaran hutan dalam proses pembersihan lahan (land clearing).

"Kondisi tersebut diperparah oleh kondisi lokasi kebakaran yang sulit dijangkau oleh sarana transportasi darat," kata dia.

Sementara itu, kata Reader on Law and Gavernance dari Thamrin School Mas Achmad Santosa sangat setuju kejadian karhutla khususnya di Riau dan daerah-daerah lainnya.

"Kawasan atau lahan gambut dalam (deep peatland) sulit dilakukan pemadaman dalam waktu cepat karena tidak kebijakan perlindungan," ujar Achmad.

Setelah terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 71 Tahun 2014, kata Achmad pemerintah perlu menindaklanjuti dengan berbagai langkah kongkrit seperti pengembangan peta rawan kebakaran hutan dan lahan di daerah, peningkatan kapasitas Pemda, percepatan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten atau Kota yang mengintegrasikan peta lahan gambut dan hutan dengan pungsi ke dalam RTRW.

"Di daerah lain selain Riau juga perlu pelaksanaan audi kepatuhan, pembentukan regu pemadam kebakaran yang ditempatkan di wilayah-wilayah rawan kebakaran, serta pembentukan "Gerakan Satu Masyarakat Peduli Api " sebagai bentuk peran serta masyarakat," katanya.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home