Loading...
DUNIA
Penulis: Bayu Probo 13:46 WIB | Sabtu, 03 Mei 2014

“Tragedi Odessa” Buntut Konflik di Ukraina

Korban tragedi Odessa. (Foto: AFP)

SLAVYANSK, SATUHARAPAN.COM – Amerika Serikat mengecam kekerasan pada hari paling berdarah sejak pemerintah dukungan Barat di Kiev mengambil alih kekuasaan dengan menyebutnya “ tidak dapat diterima”, mendesak Ukraina dan Rusia untuk memulihkan ketertiban.

Setidaknya 31 orang tewas dalam kebakaran di kota Odessa , Ukraina selatan dengan media lokal melaporkan bahwa militan pro-Rusia pada saat itu diyakini berada di gedung yang terbakar. Kekerasan juga menyebar di seluruh negeri.

Ada bentrokan antara militan pro-Rusia dan pro-Ukraina , dengan laporan pertempuran baru di Slavyansk menyebabkan tewasnya dua tentara Ukraina , dengan jumlah total setidaknya sembilan orang tewas dalam kekerasan di bagian timur kota itu sepanjang hari.

“Hari ini, masyarakat internasional harus berdiri bersama untuk mendukung warga Ukraina saat mereka mengatasi tragedi ini,” kata wakil juru bicara Departemen Luar Negeri Marie Harf dalam sebuah pernyataan berkabung atas peristiwa “menyedihkan” tersebut.

“Kekerasan dan kekacauan menyebabkan begitu banyak kematian dan luka yang tidak masuk akal dan tidak dapat diterima.”

Moskow “Geram” dengan Insiden di Odessa

Rusia pada Jumat mengatakan bahwa pihaknya “geram” dengan kejadian di Odessa yang membuat lebih dari 30 orang tewas dan mengecam “tindakan kriminal yang tidak bertanggung jawab” dari pihak berwenang yang pro-Barat di Kiev.

Menlu Rusia mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Moskow menyerukan kepada Ukraina dan para “pendukung Barat untuk mengakhiri tindakan anarkis dan bertanggung jawab atas rakyat Ukraina.”

Pihaknya juga menambahkan bara Moskow memandang “kejadian tragis ini” sebagai isyarat dari “tindakan kriminal yang tidak bertanggung jawab” Kiev.

Puluhan Korban Tewas di Odessa Akibat Hirup Asap

Lebih dari 30 orang tewas dalam gelombang “kriminal” di selatan kota Odessa, Ukraina, seiring dengan merebaknya kekerasan di negara itu saat peristiwa berdarah pascapemerintah Kiev yang didukung Barat mengambil alih kekuasaan.

Menteri dalam negeri Ukraina mengatakan setidaknya 31 orang tewas dalam kebakaran pada Jumat (2/5), dengan media setempat melaporkan bahwa milisi pro-Rusia diyakini melakukan pembakaran terhadap gedung tersebut.

Sebagian besar korban tewas karena menghirup asap, sementara yang lainnya tewas karena mencoba menyelamatkan diri dengan melompat dari jendela. Rusia mengatakan pihaknya geram karena kejadian di kota pelabuhan tersebut menjadi front baru atas krisis yang makin meningkat.

Dengan aksi kekerasan yang berlangsung selama sehari penuh antara milisi pro-Rusia dan pro-Ukraina, laporan terbaru mengenai pertempuran di Slavyansk menambah dua korban lagi tentara Ukraina, dengan total jumlah korban tewas di wilayah timur kota itu saat ini menjadi sembilan orang.

Militan Pro-Rusia dan Pro-Ukraina Bentrok di Odessa

Ratusan militan pro-Rusia pada Jumat mengayunkan tongkat dan mengenakan helm saat menyerang demo yang diikuti 1.500 orang di kota pelabuhan Odessa Ukraina selatan yang berdemonstrasi untuk kesatuan nasional, ujar seorang junalis AFP.

Pihak kepolisian melakukan intervensi untuk menghentikan aksi kekerasan itu, yang menyebabkan puluhan orang terluka dari kedua belah pihak.

Odessa, yang dihuni sekitar satu juta penduduk, hingga kini relatif terhindar dari kerusuhan yang melanda Ukraina timur.

Namun, kota itu berlokasi dekat perbatasan dengan Moldova dan negara Transnistria yang memisahkan diri, di mana Rusia menempatkan tentaranya sejak perang singkat pada 1992.

Pemerintahan Ukraina yang didukung Barat menuduh Rusia mengobarkan pemberontakan di wilayahnya. (AFP)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home