Loading...
FLORA & FAUNA
Penulis: Melki Pangaribuan 16:47 WIB | Jumat, 17 Juli 2015

Trenggiling, Mamalia yang Paling Banyak Diselundupkan

Trenggiling menggendong anaknya. Mamalia ini disebut terancam punah oleh kelompok-kelompok konservasi. (Foto: voaindonesia.com)

WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Apakah Anda pernah dengar tentang trenggiling? Ternyata banyak orang yang belum pernah mendengar tentang makhluk ini. Kelompok konservasi mengatakan trenggiling adalah mamalia yang paling banyak diselundupkan di dunia.

Pemerintah Amerika Serikat diminta untuk memasukkan trenggiling ke dalam daftar hewan yang terancam punah. Rosalyn Morrison dari Born Free USA mengatakan trenggiling pernah menempati sebagian kawasan Asia dan Afrika sub-Sahara.

"Trenggiling memang mamalia yang paling terancam di dunia saat ini. Ada delapan spesies trenggiling di dunia, empat di Asia dan empat di Afrika. Mereka mamalia dan seluruh tubuhnya ditutupi sisik mulai dari kepala hingga ekor. Sisiknya terbuat dari keratin, unsur yang sama dengan kuku kita," kata Morrison.

Born Free USA dan kelompok lainnya meminta tujuh dari delapan spesies trenggiling dilindungi di bawah Undang-Undang Spesies Langka AS. Satu spesies telah dimasukkan dalam daftar terancam punah.

“Trenggiling terancam punah karena di beberapa tempat di Asia dan Afrika percaya bahwa sisik mereka punya manfaat medis. Dan mereka juga sangat dicari untuk diambil sisik dan dagingnya, yang di banyak negara Asia dan Afrika dianggap sebagai hidangan lezat,” kata Morrison.

Tiongkok dan Vietnam adalah pasar terbesar produk trenggiling ilegal, dan juga merupakan pasar terbesar untuk gading dan cula badak.

“Walaupun trenggiling sangat langka, banyak orang bahkan tidak tahu kalau trenggiling itu ada. Mereka bisa punah sebelum orang-orang tahu tentang trenggiling. Alasan kenapa banyak orang tidak banyak tahu tentang mamalia ini adalah karena mereka adalah makhluk nokturnal atau malam hari.”

“Mereka sangat sulit ditemui. Jadi sulit bagi para ilmuwan bertemu dengan di alam dan mereka juga tidak bisa dikembangbiakkan di penangkaran. Jarang sekali trenggiling ditemukan di kebun binatang. Sepertinya trenggiling hanya  bisa ditemukan di tiga kebun binatang di dunia," katanya.

Populasi trenggiling menurun dengan drastis.

Morrison mengatakan, “Kami menemukan lebih dari 960.000 trenggiling diperdagangkan ilegal selama dekade terakhir. Jadi kalau dibandingkan dengan jumlah gajah dan badak, jauh lebih sedikit."

Ada pasar di AS untuk produk-produk trenggiling ilegal. Memasukkan trenggiling ke dalam daftar spesies langka akan melarang impor dan penjualan hewan tersebut, atau bagian tubuh hewan tersebut.

Morrison mengatakan langkah tersebut juga akan meningkatkan kepedulian terhadap mamalia yang memiliki lidah yang sangat panjang dan lengket itu.

Morrison mengatakan, kepunahan trenggiling bisa merusak ekosistem. “Mereka mengatur serangga. Mereka makan semut dan rayap. Jadi kalau trenggiling punah, akan terjadi efek domino pada ekosistem."

Center for Biological Diversity, Humane Society International, The Humane Society of the United States dan International Fund for Animal Welfare bergabung dengan Born Free USA dalam pengajuan petisi ini kepada pemerintah AS. (voaindonesia.com)

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home