Loading...
Penulis: Eben E. Siadari 13:06 WIB | Selasa, 15 November 2016

Trump Diminta Dukung Hak Menentukan Nasib Sendiri Biafra

Seorang pendukung pemimpin Indigenous People of Biafra (IPOB), Nnamdi Kanu, mengibarkan bendera Biafra dalam sebuah aksi unjuk rasa mendukung Kanu di Abuja, Nigeria, 1 Des 2015.

ABUJA, NIGERIA, SATUHARAPAN.COM - Pemimpin gerakan separatis Biafra di Nigeria mengirim surat terbuka kepada Presiden terpilih AS, Donald Trump. Melalui surat itu, mereka berharap  Donald Trump yang mendukung Inggris lepas dari Uni Eropa, juga akan mendukung Biafra memperoleh kemerdekaan.

VOA mengatakan, surat yang ditulis oleh aktivis Nigeria, Nnamdi Kanu, itu mengandung daya tarik dan pesan yang kuat kepada presiden terpilih AS. Ia mengatakan kemenangan pada pilpres 8 November memberi Trump sebuah "beban moral dan bersejarah ... untuk membebaskan bangsa-bangsa yang diperbudak di Afrika," yang terjebak dalam batas-batas semu yang dirancang untuk memperkuat dominasi kolonial.

Kanu saat ini menjalani hukuman di sebuah penjara di ibukota Nigeria, Abuja. Ia didakwa melakukan pengkhianatan karena mendukung gerakan pemisahan diri di wilayah di tenggara Nigeria dan berniat membentuk negara merdeka bernama Biafra.

Biafra pernah berusaha melepaskan diri sebelumnya lewat sebuah perang selama tiga tahun yang bermula di tahun  1967. Perang itu menelan korban satu juta orang, sebagian besar karena kelaparan.

Kanu dan aktivis lainnya berharap Trump akan bersimpati kepada gerakan kemerdekaan Biafra.

"[Trump] percaya pada hak asasi masyarakat asli untuk menentukan nasib sendiri dan ia telah mengatakannya," kata Clifford Iroanya, juru bicara organisasi masyarakat pribumi Biafra.

"Dia telah menulis itu. Dia telah bertindak. Kami percaya dia akan mendukung masyarakat pribumi di seluruh dunia untuk hak menentukan nasib sendiri," kata dia.

Iroanya mengatakan dia senang ketika Trump menyatakan dukungannya kepada keputusan Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa lewat tweetnya pada 24 Juni. Ketika itu Trump mengatakan, "Penentuan nasib sendiri adalah hak suci dari semua orang merdeka."

Pendukung Biafra mengatakan mereka juga memiliki hak menentukan nasib sendiri, dan harus diizinkan untuk melepaskan diri dari Nigeria. Gerakan kemerdekaan Biafra kecewa dengan Presiden Barack Obama, yang mereka nilai pendukung Presiden Nigeria Muhammadu Buhari.

"Kami merasa tidak ada gunanya melanjutkan berbicara dengan Obama karena akan menjadi seperti berkhotbah kepada paduan suara. Dia adalah tulang punggung Muhammadu Buhari," kata Iroanya.

Buhari adalah orang yang memerintahkan Kanu ditahan.

Buhari, yang memiliki karier yang panjang di militer Nigeria, berperang melawan gerakan kemerdekaan Biafra ketika ia masih jadi seorang prajurit muda. Dia mempertahankan garis keras terhadap gerakan Biafra.

Kanu tetap ditahan karena perintah Buhari, meskipun perintah dari pengadilan Nigeria dan pengadilan daera Afrika Barat adalah membebaskannya.

Kristen Asyur Juga Minta Dukungan

Kristen Asyur di Irak juga meminta permohonan yang sama kepada Trump. Dalam sebuah surat terbuka untuk menyampaikan ucapaan selamat kepada Trump, kelompok Kristen Asyur yang tergabung dalam Assyrian Universal Alliance (AUA) memohon agar jika memerintah nanti, Trump melatih dan melengkapi Kristen Asyur di Irak Utara untuk membela diri dan membela rumah mereka di tanah leluhur mereka sendiri, di Dataran Niniwe.
 
Mereka meminta dukungan Trump mewujudkan sebuah  zona khusus di Dataran Niniwe bagi masyarakat asli, yang harus mencakup daerah yang saat ini di bawah kendali tentara pemerintah Irak dan pasukan Peshmerga Kurdi.

Mereka mendesak Trump untuk  "mendorong pemerintah Irak menyetujui pembentukan provinsi Dataran Niniwe dan membangunnya kembali "sehingga pengungsi warga Kristen Asyur yang saat ini menjadi pengungsi dapat kembali ke rumah mereka dan hidup bebas di tanah leluhur mereka di provinsi Asyur, sebuah pemerintahan sendiri yang otonom dari Irak.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home