Loading...
BUDAYA
Penulis: Dewasasri M Wardani 11:55 WIB | Senin, 05 September 2016

Tumpeng Sewu, Tradisi Using yang Diminati Wisatawan

Ilustrasi: Ritual adat Tumpeng Sewu yang digelar masyarakat Desa Kemiren. Minggu malam (4/9), tampak wisatawan yang mengikuti acara tersebut di Desa Kemiren, Banyuwangi. (Foto: banyuwangikab.go.id)

BANYUWANGI, SATUHARAPAN.COM - Banyuwangi terus mengembangkan destinasi wisatanya. Bukan hanya kekayaan wisata alamnya, namun juga budaya dan tradisi masyarakatnya terus dikembangkan. Salah satunya ritual adat Tumpeng Sewu yang digelar oleh masyarakat Desa Kemiren. Minggu (4/9) malam. Ribuan orang memenuhi jalanan Desa Kemiren.

Di bawah temaram api obor, semua orang duduk dengan tertib bersila di atas tikar maupun karpet yang digelar di depan rumah. Di hadapan mereka tersedia tumpeng yang ditutup daun pisang, dilengkapi lauk khas warga Kemiren, pecel pitik, dan sayur lalapan sebagai pelengkap.

Seusai kumandang doa yang yang dibacakan sesepuh dari masjid di desa setempat, masyarakat mulai makan tumpeng bersama. Suasana guyub dan kebersamaan pun terasa. Meski tak jarang di sekelompok orang yang duduk bersama itu baru saja saling mengenal.

Seperti dikatakan Nuke Ladyna, asal Surabaya, yang merasakan kehangatan warga Kemiren. "Saya tahu Tumpeng Sewu dari Twitter. Dua minggu lalu saya sudah berencana main ke sini. Saat tiba di sini, kami langsung diajak makan bersama warga. Mereka ramah-ramah," kata Nuke, seperti yang dikutip dari banyuwangikab.go.id.

Asisten Dosen Universitas Airlangga itu, juga mengatakan terkesan dengan pecel pitik. Dia pertama kalinya melihat pecel pitik yang menjadi sajian utama di Tumpeng Sewu. "Saya baru pertama kali ini melihat ayam bakar dicampur bumbu kelapa," kata Nuke.

Hal yang sama dilontarkan wisatawan asal Surabaya lain, Anggraenny Prajayanti. Gadis yang akrab disapa Aang itu juga sempat melihat proses pembuatan pecel pitik. Aang mendatangi rumah penduduk Minggu (4/9) siang, untuk melihat bagaimana pembuatan pecel pitik. "Ternyata cara masaknya unik. Saya kira dibakar langsung, ternyata didekatkan pada api sehingga lemak dan darah dari ayam itu hilang. Selain itu, nasinya ternyata ditanak dengan cara dikukus," kata Aang.

Tumpeng Sewu merupakan tradisi adat warga Using, suku asli masyarakat Banyuwangi, yang digelar seminggu sebelum Idul Adha. Sebelum makan tumpeng sewu, warga akan diajak berdoa agar desanya dijauhkan dari segala bencana, dan sumber penyakit karena ritual tumpeng sewu diyakini merupakan selamatan tolak bala. Setiap rumah warga Using di Kemiren mengeluarkan minimal satu tumpeng yang diletakkan di depan rumahnya. Pagi harinya sebelum dimulai selamatan masal, warga telah melakoni ritual mepe kasur.

Pelaksana tugas Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya Yanuar Bramuda mengatakan, pihaknya terus berupaya mengangkat tradisi lokal Banyuwangi, seperti Tumpeng Sewu. Menurut dia, tradisi menjadi salah satu daya tarik wisata yang banyak diminati wisatawan. Saat ini banyak travel yang membuat paket-paket wisata yang memasukkan atraksi budaya sebagai salah satu destinasinya.

“Kekhasan semacam ini banyak diminati wisatawan. Kami akan terus mendorong bentuk-bentuk wisata ini karena wisata tradisi ini juga bisa memperpanjang lama tinggal wisatawan di Banyuwangi. Mereka yang setelah dari Gunung Ijen, bisa menikmati dulu tradisi Kemiren," kata Bramuda.

Selain itu, kata dia, nilai-nilai yang dimiliki warga Banyuwangi yang egaliter dan terbuka juga menopang Banyuwangi dalam membidik segmentasi pariwisata syariah. Pariwisata Banyuwangi saat ini masih didominasi wisatawan asing dari Eropa seperti Prancis dan Belanda.

"Tradisi semacam Tumpeng Sewu ini akan memperluas segmentasi kami ke pasar Timur Tengah dan Asia. Karena karakter wisatawan di kawasan tersebut menyenangi tradisi semacam ini. Kami juga sudah ada pembicaraan dengan agen travel dari Malaysia. Mereka tertarik untuk membuat paket wisata yang langsung dari Malaysia ke Banyuwangi. Semuanya sedang kita siapkan," kata Bramuda.

Sampai saat ini wisatawan Banyuwangi sendiri terus meningkat. Pada 2015 wisatawan mancanegara mencapai 40.000, dan wisatawan domestik sejumlah 1,8 juta orang. "Target kami tahun 2016 ini wisman tembus 50 .000, dan domestik 2,5 juta orang. Bulan ini sudah 2,1 juta wisatawan yang melancong ke Banyuwangi," kata Bramuda. 

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home