Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 17:51 WIB | Kamis, 16 Juni 2016

Turki Gagal Penuhi Syarat Bebas Visa ke Uni Eropa

SATUHARAPAN.COM – Turki telah melewati batas waktu yang diberikan Uni Eropa untuk mendapatkan perjalanan bebas visa bagi warganya di sebagian besar negara Eropa. Hal itu terjadi  di tengah ketegangan mengenai kesepakatan migrasi  yang kontroversial.

Para pemimpin Uni Eropa berjanji kepada pemerintah Turki bahwa 79 juta warga Turki bisa memiliki akses ke zona wisata di 26 negara bebas perbatasan (Schengen) pada bulan Juni. Itu adalah bagian dari tawar-menawar tentang migrasi. eputusan itu bergantung pada pertemuan Turki Uni Eropa tentang syarat keamanan perbatasan dan hak-hak dasar.

Komisi Eropa mengumumkan pada hari Rabu (15/6) bahwa Turki gagal memenuhi beberapa syarat, termasuk melakukan perubahan undang-undang kontra-terorisme, menurut laporan The Guardian.

Dalam keputusan terpisah, duta besar Uni Eropa diharapkan menyetujui dimulainya negosiasi tentang keanggotaan Turki pada hari Rabu. Keputusan untuk membuka pembicaraan itu adalah sikap simbolis yang dijanjikan di bawah kesepakatan migrasi.

Prospek keanggotaan Turki di Uni Eropa telah memanaskan situasi referendum Iggris di Uni Eropa, meskipun ada perdebatan, Turki tidak mungkin bergabung dalam beberapa dekade mendatang, jika pun itu terjadi. Selain itu, kesepakatan tentang bebas visa itu tidak berlaku untuk Inggris dan Irlandia, yang berada di luar wilayah Schengen Uni Eropa.

Sejak pembicaraan keanggotaan Turki di Uni Eropa pada tahun 2005, hanya satu dari 35 hal yang selesai. Beberapa masalah terhalang oleh sengketa dengan Siprus. Turki juga dipandang oleh Uni Eropa mengalami kemunduran dalam menjamin kebebasan berekspresi dan aturan hukum.

Keputusan menunda kesepakatan visa bebas itu terjadi sehari setelah duta besar Uni Eropa untuk Turki mengundurkan diri. Hansjörg Haber akan meninggalkan jabatannya pada bulan Agustus. Dia sebelumnya mengeluarkan komentar provokatif tentang kesepakatan migrasi yang membuat marah pemerintah Turki.

Diplomat Jerman itu, yang mulai menjabat pada Agustus lalu itu, dituduh melecehkan nilai-nilai nasional Turki dan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home