Loading...
DUNIA
Penulis: Reporter Satuharapan 08:16 WIB | Kamis, 02 Februari 2017

UEA: Larangan Perjalanan Trump Bukan Anti-Islam

Helikopter Marine One yang membawa Presiden Donald Trump terbang menuju Dover Air Force Base pada 1 Februari 2017 di Dover, Delaware, Amerika Serikat untuk menghadiri penjemputan jenazah tentara AS William "Ryan" Owens yang tewas di Yaman pada 29 Januari. (Foto: AFP)

ABU DHABI, SATUHARAPAN.COM - Larangan perjalanan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap warga dari tujuh negara mayoritas muslim bukan anti-Islam, kata menteri luar negeri Uni Emirat Arab (UEA) pada hari Rabu (1/2).

Sheikh Abdullah bin Zayed al-Nahyan, yang negaranya seperti negara tetangga Arab Saudi adalah sekutu dekat Washington, mengatakan “keliru jika mengatakan” bahwa keputusan pemerintah AS baru “ditujukan terhadap agama tertentu.”

“Amerika Serikat membuat.. keputusan berdaulat,” katanya dalam konferensi pers bersama dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, menunjukkan bahwa itu bersifat “sementara” dan tidak berlaku bagi “sebagian besar” muslim dunia.

Perintah eksekutif kontroversial Presiden Donald Trump pada Jumat menargetkan warga dari Iran, Irak, Libya, Somalia, Sudan, Suriah dan Yaman untuk mencegah “teroris Islam radikal” masuk ke Amerika Serikat.

Namun, larangan 90 hari tersebut -yang masih bisa meluas ke negara-negara lain- mengecualikan negara mayoritas muslim yang terkait dengan serangan besar di negara barat.

Dari 19 pembajak dari pesawat yang digunakan dalam serangan 11 September, 2011 di Amerika Serikat Amerika Serikat, 15 berasal dari Arab Saudi, juga tempat kelahiran pendiri Al Qaeda dan dalang serangan Osama bin Laden.

Empat lainnya termasuk pemimpin komplotan berkewarganegaraan Mesir, dua warga UEA dan Lebanon. (AFP)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home