Loading...
OLAHRAGA
Penulis: Prasasta Widiadi 00:00 WIB | Sabtu, 08 Februari 2014

Ummi Fisabilillah: Catur, Jalan Hidupku

Ummi Fisabilillah: Catur, Jalan Hidupku
Berbagai gaya dan penampilan Ummi Fisabilillah pada Seleksi Promosi Degradasi Pelatda Catur. (Foto-foto: Prasasta)
Ummi Fisabilillah: Catur, Jalan Hidupku
Berbagai gaya dan penampilan Ummi Fisabilillah pada Seleksi Promosi Degradasi Pelatda Catur.
Ummi Fisabilillah: Catur, Jalan Hidupku
Berbagai gaya dan penampilan Ummi Fisabilillah pada Seleksi Promosi Degradasi Pelatda Catur

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM –  Ummi Fisabilillah, bintang muda catur yang siap bersinar. Pelajar SMP ini dengan beani berkomitmen menjadikan catur sebagai tumpuan masa depannya.

Catur adalah sebuah cabang olahraga yang populer di Indonesia, karena bisa dimainkan dari berbagai kalangan dan usia. Olahraga ini menuntut kreativitas otak saat bermain, dan saat ini cabang olahraga ini di Indonesia diwadahi dalam sebuah lingkup organisasi yang bernama Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi).

Percasi masih terbagi lagi dalam pengurus-pengurus di daerah (Pengurus Propinsi). Salah satunya adalah Percaja (Persatuan Catur Jakarta) yang telah selesai menyelenggarakan rangkaian Seleksi Promosi Degradasi Pemusatan Pelatihan Daerah (Pelatda) DKI Jakarta, guna mempersiapkan atletnya menjelang PON 2016 di Jawa Barat.

Salah satu pecatur potensial yang kebetulan ambil bagian dalam seleksi ini adalah Ummi Fisabilillah. Pelajar kelas tiga SMP Negeri 3 Bekasi ini di luar dugaan berada di posisi klasemen teratas pecatur putri, hal ini adalah hal yang luar biasa mengingat nama Virda Rizka Aulia, pecatur putri lainnya yang juga berpeluang berada di posisi teratas.

Sejak hari pertama penyelenggaraan Seleksi Promosi Degradasi Pelatda Catur, Ummi selalu memimpin klasemen teratas mulai dari nomor catur cepat, kilat, dan standar. Konsistensi ini, salah satunya yang terpantau oleh satuharapan.com saat Sabtu (1/2) siang, saat enam pecatur wanita tidak beranjak dari tempat duduk mereka, kedua bola mata serius menatap bidak-bidak yang mereka tatap dengan kedua bola mata. Berbeda dengan para pecatur pria yang senantiasa menjadi sorotan banyak orang tua, dan wasit, terkadang para pecatur pria, terutama saat pertandingan nomor catur standar, banyak keluar dari tempat duduknya terutama saat bingung melangkah atau menunggu lawan menggerakkan bidak-bidak caturnya. Keenam pecatur putri tetap di tempat duduknya, mereka hanya keluar dari meja catur tempat bertanding apabila ingin ke toilet.

Pada Sabtu (1/2) di nomor catur standar putri, Angela Natasya Renggalis duduk berhadapan dengan Aulia Rohmah, sementara Khadijah Quoratta’ain duduk berhadapan dengan Christine Elizabeth, dan yang ada di meja paling ujung ada Ummi Fisabilillah dan Virda Rizka Aulia. Ummi dan Virda berada pada langkah ke-17. Di samping kanan masing-masing meja Virda dan Ummi nampak satu kuda telah berpindah dari papan catur ke meja, satu pion dan satu kuda di samping papan catur berada di atas secarik kertas bertuliskan notasi catur. 

Konsentrasi Ummi yang sore itu mengenakan sweater putih Ummi , dan Virda mengenakan jumper abu-abu mendadak pecah, di kanan Ummi duduk partai antara Aulia Rohmah melawan Angela Natasya Renggalis berakhir terlebih dahulu, Angela unggul atas Aulia Rohmah dalam 37 langkah. Nampak Angela dan Aulia mengambil tas mereka, dan kembali

Waktu menunjukkan 15:30 baru Aulia dan Angela yang meninggalkan meja pertandingan masing-masing, sementara pecatur putra di meja sebelah kiri telah kosong. Pandangan Ummi dan Virda kembali ke papan catur, langkah keduanya masih berada di langkah ke-24. Tatapan dan sorot mata Ummi dan Virda tidak menunjukkan kelelahan, baru kira-kira pukul 16:15, partai ini berakhir dalam keadaan remis di langkah ke-43. Sementara Khadijah dan Christine juga berakhir dalam keadaan remis pada, akan tetapi baru berakhir pukul 17:00.

Ayah Ummi, Edward Lie kemudian berjalan pelan menghampiri anaknya yang duduk bersama beberapa ibu-ibu yang sedang berbincang dengannya.

“Ummi, ini ada om wartawan yang mau ngajak bicara sebentar,” kata ayahnya.

Ummi kemudian menceritakan tentang beberapa pertandingan lain yang telah dilaluinya di ajang internasional.

“Dulu Ummi awalnya sih dari pelatda dua, kira-kira tahun 2012, sekarang sih ya pelatda satu (Percasi Jakarta),” kata Ummi.

Ummi menceritakan beberapa pengalaman internasionalnya yakni bersama pecatur putri andalan Indonesia lainnya.

“Waktu itu olimpiade (Olimpiade Catur pada 2012 di Istanbul, Turki), aku bareng kak Medina (Medina Warda Aulia–pecatur Indonesia dari Jakarta), kak Chelsie (Chelsie Monica Ignesias Sihite–pecatur Indonesia dari Kalimantan Timur), trus ada kak Dewi Citra (Dewi Ardhiani Anastasia Citra-pecatur Indonesia dari Kalimantan Timur), sama kak Aay (Aay Aisyah Annisa-pecatur Indonesia dari Jawa Timur),”kata gadis yang sebentar lagi akan berusia 14 tahun tersebut.

Ummi senang bertanding beregu dengan para seniornya tersebut.

“Kayak nambah motivasi gitu, karena sebagai yang muda, paling nggak Ummi harus bisa ngebantu ngeraih poin buat kakak-kakak, karena kalau kalah kan aku nggak enak juga,” kata Ummi.

Olimpiade Catur 2012

Datang ke Istanbul sebagai unggulan ke-54, Indonesia berhasil membungkam tim-tim catur kuat dunia. Pada babak terakhir Indonesia menghadapi Yunani yang merupakan unggulan ke-18 yang diperkuat MI (Master Internasional)Yelena Dembo (2457), GMW (Grand Master Wanita) Anna-Maria Botsari (2336), MIW (Master Internasional Wanita) Ekaterini Fakhiridou (2215), dan MIW Ekaterini Pavlidou (2237); tim srikandi kecil Indonesia yang turun dengan susunan MFW Medina Warda Aulia (2218), MIW Chelsie Monica Sihite (2143), MFW (Fide Master Wanita) Dewi AA Citra (2143) dan Ummi Fisabilillah yang belum memiliki rating internasional Indonesia justru memporak-porandakan perhitungan matematis dan berbagai prakiraan itu. Saat itu Ummi yang kurang pengalaman memang tak berdaya melawan Pavlidou. Namun pada akhirnya para pecatur Indonesia lainnya mampu membungkam Yunani dengan kemenangan 3-1.

Ummi melanjutkan ceritanya tentang tempatnya menimba ilmu saat ini.

“Di sekolah (SMP Negeri 3 Bekasi) nggak ada turnamen catur, eh, tapi seingat aku sih waktu itu paling antar kelas doang, aku nggak boleh ikut sama gurunya. Katanya nggak cocok sama Ummi,” kata gadis dengan rating nasional 1909 tersebut.

Pelajaran di sekolah tidak pernah Ummi tinggalkan walau sulit sekalipun.

“Lebih sulit catur, pelajaran sekolah masih dikit-dikit ngerti lah, soalnya kalau catur sekali udah salah langkah ya sulit jadinya,” lanjut gadis dengan rating FIDE 1844 itu.

Selain pada Olimpiade Catur di Turki tersebut, Ummi pernah memperkuat  Indonesia pada Kejuaraan Catur Kelompok Umur ASEAN Plus (ASEAN+ Age Group Chess Championship) di Hue, Vietnam pada 10 hingga 19 Juni 2012.

Indonesia merebut 12 medali emas pada Kejuaraan Catur Kelompok Umur (KU) yang mempertandingkan beberapa nomor pertandingan (KU8, KU10, KU12, KU14, KU16, dan KU20 putra maupun putri, serta satu kelompok veteran).

Ummi Fisabilillah pada turnamen ini merebut tiga medali emas dari nomor catur yang dipertandingkan di KU12, yaitu catur klasik, catur cepat, dan catur kilat.

Selain itu salah satu penampilan gemilangnya adalah pada Kejuaraan Catur Zona 3.3 Asia yang berlangsung di Tagaytay International Convention Center, Tagaytay City, Filipina pada Januari 2013 silam. Saat itu Ummi Fisabilillah yang telah menerima FMW (Fide Master Woman) pada 2012, berhasil menahan remis juara catur klasik SEA Games Palembang 2011 MIW (Master International Woman) Nguyen Thi Mai Hung (VIE 2272) pada langkah ke-35.

Catur Sebagai Jalan Hidup

Ummi mengatakan cabang olahraga catur nantinya bisa sebagai tumpuan hidupnya pada masa depan. Motivasi berlipat dari keluarga membuatnya yakin menekuni cabang olahraga ini.

“Catur untuk membanggakan keluarga, karena yang motivasi aku semuanya sih, bapak, ibu, kakak, adik. Mudah-mudahan aja ya, nanti bisa jadi jalan hidup. Soalnya Ummi dari sini doang bisa keliatan berprestasi, soalnya kalau Ummi dari sekolah nggak terlalu pinter-pinter banget,” kata gadis kelahiran 2000 tersebut.

Ayah Ummi, Edward Lie mengatakan keluarga mendukung penuh seluruh kegiatan yang ditekuni anaknya itu

“Yah, namanya aja buat anak, biar kata turnamen tempatnya jauh juga kita ngebelain datang, mas, namanya juga buat prestasi anak,” kata Edward.

Ummi menekuni cabang olahraga ini karena melatih ketekunan, ketelitian dan kesabaran.

“Ya emang mas, main catur harus sabar soalnya kalau cepet-cepet nanti kalah deh. Kalau belum mencapai kemenangan bisa kita ulur-ulur dulu, atau diutak-atik dulu, jangan cepet-cepet nanti ketahuan lawan,” tambah Ummi.

Saat ini Ummi duduk di jenjang kelas 3 SMP dan dia mengatakan kesibukan akan bertambah.

“Aku juga nanti harus bagi waktu karena sekarang sudah kelas 3 SMP, sebentar lagi Ujian Nasional sementara catur nggak aku tinggalin. Penting semua sih,” tambah Ummi.

Walau Ummi belajar catur di Indonesia akan tetapi Ummi tidak lantas mengidolakan Grand Master (GM) Utut Adianto sebagai pemain yang inspiratif baginya.

“(Garry) Kasparov, insipiratif banget. Soalnya gaya permainannya menyerang. Soalnya aku banyak belajar dari dia, dari cara dia bermain cocok aku terapkan,” kata Ummi.

Keikutsertaan Ummi pada Seleksi Promosi Degradasi Pelatda Catur

Pada seleksi promosi degradasi ini Ummi memandang kelima pecatur putri lainnya sama-sama kuat.

“Soalnya cara main kak Virda (Virda Rizka Aulia) ini sulit sih, tapi yang lain bagus-bagus juga sih,” lanjut Ummi.

Pada pertandingan yang berlangsung di hari terakhir, Minggu (2/2), perolehan poin Ummi tidak terkejar lagi karena berada di posisi puncak dengan total akumulasi poin 51, akumulasi didapat mulai dari penyelenggaraan catur cepat, dan kilat.

Perolehan poin akumulasi Ummi berselisih delapan poin dari peringkat kedua Khadijah Quratta’ain. Ummi meraih hasil remis dua kali pada hari terakhir dengan Virda Rizka Aulia dan Angela Natasya Renggalis.

Posisi ketiga ditempati Virda Rizka Aulia yang meraih 42 poin hasil dua kali kemenangan pada malam tadi, masing-masing atas Angela Natasya Renggalis dan Christine Elizabeth.

Posisi keempat hingga keenam masing-masing ditempati Angela Natasya Renggalis, Christine Elizabeth, dan Aulia Rohmah.    

Pada partai terakhir terdapat hal yang menarik dimana posisi raja milik Ummi (bidak putih) brada pada bidang permainan f2, sementara raja milik Angela berada dekat dalam satu tarik garis lurus di bidang permainan f5 (bidak hitam). Sementara di e1 benteng Ummi masih jauh dari f5 beberapa saat kemudian raja, benteng dan pion milik Angela berhadap-hadapan dalam posisi berurutan e5,f5,dan g5 dengan raja milik Ummi di f2, dan berturut-turut pada g2 ada pion, dan ada juga benteng yang menempati h2.

Berkali-kali menteri yang berada di c2 digerakkan hanya satu langkah, untuk menakut-nakuti raja milik Angela yang berada di f5. Gerakan yang masing-masing hanya satu langkah dari Angela dan itu berlangsung satu jam lebih hingga hampir pukul 22:00, hasil remis antara Angela dan Ummi sekaligus menutup seluruh rangkaian Seleksi Promosi Degradasi Pelatda Catur PON XIX Propinsi DKI Jakarta.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home