Loading...
INSPIRASI
Penulis: Yoel M Indrasmoro 12:43 WIB | Jumat, 27 September 2013

Urip Mung Mampir Ngombe

Parable of the rich man and the poor Lazarus, c.1590-1595, by Leandro Bassano (foto: istimewa)

SATUHARAPAN.COM – Perumpamaan ”Orang Kaya dan Lazarus yang Miskin” (Luk. 16:19-31) memperlihatkan bahwa kehidupan dunia berpengaruh besar terhadap kehidupan pascadunia. Ada peribahasa: ”siapa yang menabur angin akan menuai badai”.

Berkait dengan itu, manusia Jawa memiliki pepatah ”urip mung mampir ngombe”. Artinya: hidup itu singkat, seperti orang sedang mampir minum. Hanya sebentar. Setelah kehidupan singkat, ada kehidupan lain yang lebih kekal sifatnya. Karena itu, bijaklah dalam mengisi waktu.

Manusia tak hidup selamanya di dunia. Semua ada waktunya. Ada waktu lahir, ada waktu meninggal. Tak seorang pun, entah kaya entah miskin, yang bisa mengelakkan diri dari kematian. Namun, waktu—meski singkat—bukan tanpa konsekuensi. Allah menuntut pertanggungjawaban manusia atas waktu yang dikaruniakan-Nya. Dan Orang Kaya dalam perumpamaan itu menuai dari apa yang dilakukannya di dunia.

Tak ada salahnya menjadi orang kaya, apalagi jika kekayaan itu bukan hasil kejahatan. Persoalannya,  orang kaya itu tak peka dengan lingkungannya. Tampaknya, orang kaya itu membiarkan Si Miskin tetap dalam kemiskinannya. Pada masa itu, orang-orang kaya biasa mengelap tangan mereka bukan dengan serbet, tetapi roti. Dan roti bekas lap tangan itulah yang dimakan Lazarus!

Bahkan, di akhirat pun orang kaya itu dengan angkuhnya meminta Abraham agar menyuruh Lazarus menolong dirinya. Bagi dia, Lazarus hanya pantas menjadi pesuruh. Meski nasibnya terbalik, si kaya itu tetap merasa lebih tinggi ketimbang Lazarus.

Ketika masih hidup di dunia orang kaya itu agaknya tak butuh apa-apa—juga Allah! Ia tak peduli ada orang yang kelaparan dan sakit di dekat pintu rumahnya. Sebetulnya ia bisa berbuat baik kepada Lazarus. Sedikit kebaikan takkan mengurangi kekayaannya. Tetapi, itulah yang tidak dilakukannya. Dia membiarkan status quo. Dan pembiaran semacam itu—dalam hidup yang mung mampir ngombe—sungguh tidak diperkenan Allah!

 

Editor: ymindrasmoro

Email: inspirasi@satuharapan.com


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home