Loading...
SAINS
Penulis: Prasasta Widiadi 09:08 WIB | Sabtu, 24 Mei 2014

Usia Produktif Minimal Minum Sebelas Gelas Air per Hari

Dr. dr. Saptawati Badrosono (tengah) tatkala memberi penjelasan tentang minum air putih, Jumat (23/5). (Foto: Prasasta)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Bagi generasi muda usia produktif yang menetap di kota besar, dan berada dalam rutinitas tanpa henti disarankan banyak mengkonsumsi air mineral minimal sebelas gelas air setiap hari. 

Hal ini dikemukakan Dr. dr. Saptawati Bardosono, M.Sc  di hadapan sejumlah pewarta bahwa jangan meninggalkan botol yang berisi air mineral dalam kendaraan pribadi anda. Dia memberi tips ini pada acara “Tingkatkan Kesadaran Minum Air Putih” yang diselenggarakan Danone Aqua di FX Plaza, Jakarta, Jumat (23/5) siang.

Tetapi itu (11 gelas-red) tidak diminum sekaligus, bisa setiap jam dibiasakan minum dua botol," kata Saptawati.

Dr.dr Saptawati Bardosono adalah Ketua Indonesian Hydration Working Group (IHWG ) yang merupakan pusat hidrasi pertama di Indonesia, berdiri sejak 2012 dan di bawah naungan Departemen Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).

Saptawati menekankan pentingnya minum air mineral, atau yang sehari-hari masyarakat menyebut sebagai air putih karena apabila disepelekan maka akan berakibat pada penyakit, dan masyarakat harus paham bahwa ada cara termudah untuk mengetahui seseorang dalam kondisi sehat atau sakit.

Semakin gelap warna urine, itu menandakan dehidrasi. Jadi, dari urine kita bisa mendiagnosis dehidrasi sendiri tanpa harus ke dokter,” lanjut Saptawati.

Dr Saptawati menjelaskan bahwa ketika mengecek warna urine, sebelumnya tidak perlu minum atau mengonsumsi makanan yang mengandung zat warna.

“Kalau ingin mengecek warna urine, kita bisa berpedoman seperti dikeluarkan PURI (Periksa Urin Sendiri – red),” kata pengajar  Metodologi Riset dan Biostatistika FKUI ini

PURI merupakan cara mengetahui kadar hidrasi yang dikembangkan oleh Prof Armstrong, ahli kedoteran olahraga Amerika Serikat yang terlah direkomendasikan penggunaannya oleh PDGMI dan dibuat dalam bentuk poster serta stiker.

Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI) menggalakkan Periksa Urin Sendiri (PURI) dengan grafik warna urin sebagai upaya mencegah dehidrasi sedini mungkin mulai 2010.

Bila warna urin seseorang berwarna kekuningan dan bahkan berwarna kecoklatan itu pertanda bahwa seseorang mengalami kekurangan cairan alias dehidrasi. Untuk itulah penting untuk mengetes  pengecekan urin sendiri .  

Saptawati mengatakan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memeriksa urin, karena air seni yang diperiksa bukanlah urin yang dikeluarkan pada pagi hari.

“Tetapi saat kita beraktivitas sehari-hari. Kemudian urin yang keluar dipertengahan dan kita cek warnanya," kata Saptawati.

Saptawati menjelaskan  urin tersebut kemudian dapat ditampung di wadah yang bening atau jika toilet bersih dapat langsung dilihat di bawah sinar lampu yang terang atau sinar matahari.

Dalam grafik warna air seni yang ditampilkan di layar kepada para pewarta, terlihat delapan tingkatan warna, mulai dari warna air seni yang hampir jernih hingga kuning pekat.

Warna air seni 1-3 berarti terhidrasi dengan baik, warna 4-5 berarti kurang terhidrasi dengan baik, dan 7-8 berarti mengalami kekurangan cairan.

“Jika warnanya ada pada nomor 1-3 itu berarti kebutuhan air ditubuh masih tercukupi, tetapi jika warnanya berada di nomor 4 tandanya anda mengalami dehidrasi ringan dan harus waspada,” kata Saptawati.

Kecantikan Tidak Mahal,Rajinlah Minum Air

Saptawati tidak ketinggalan memberi tips bagi perempuan mengenai kecantikan, yakni  untuk memperoleh kecantikan tidak harus mengeluarkan biaya mahal, cukup dengan banyak mengkonsumsi air putih. 

“Langkah awal untuk mewujudkan penampilan yang cantik adalah dengan menjaga kesehatan. Tips sederhana yang sering terlupakan adalah minum kira-kira delapan sampai 11 gelas air per hari,” lanjut Saptawati.

Saptawati menyarankan kepada para pewarta yang hadir, khususnya pewarta perempuan, karena lebih dari 70 persen bagian tubuh kita adalah air, yang salah satu fungsinya yakni menjaga elastisitas kulit sebagai salah satu syarat perempuan usia produktif masa kini yang ingin terlihat cantik di segala aktivitas.

“Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Women’s Wellness Survey pada 2013, didapatkan beberapa fakta antara lain perempuan lebih senang disebut sehat daripada cantik, trendi, seksi, kuat, atau sukses,” tutup Saptawati. 

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home