Loading...
INDONESIA
Penulis: Dewasasri M Wardani 13:15 WIB | Rabu, 01 Maret 2017

Volunteer Pertanian dari 8 Negara Kembangkan POWER di Banyuwangi

Para pelaku pertanian dari delapan negara saat berkunjung ke Banyuwangi dan bertukar pengalaman dengan petani lokal, Selasa (28/2). (Foto: banyuwangikab.go.id)

BANYUWANGI, SATUHARAPAN.COM – Komitmen Banyuwangi yang terus meningkatkan nilai tambah sektor pertanian,  menjadikan Kabupaten Banyuwangi dipilih sebagai obyek pengembangan program Promoting Organizations that Work to Empower Rice Farmers (POWER), oleh salah satu perusahaan mekanisasi pertanian asal AS, John Deere Foundation.

Program Power ini digelar di Desa Sumbergondo, Kecamatan Glenmore, dengan medatangkan volunteer pertanian dari delapan negara. Antara lain, Singapura, Thailand, Malaysia, India, Amerika Serikat, Inggris dan Austria. Para volunteer ini akan mengedukasi petani di Banyuwangi.

Dipilihnya Banyuwangi,  menurut Koordinator Mercy Corps, Jennifer Bielman, yang merupakan NGO dari John Deere, karena Banyuwangi dinilai berhasil dalam mengembangkan pertaniannya, antara lain, kapasitas lahan pertanian yang luas, produktivitas pertanian yang tinggi. Memiliki 23 kecamatan yang menjadi sentra penghasil padi di Jawa Timur. Dengan total petani padi sebanyak 245. 502 orang.

Selain itu, kata Jennifer Bielman, good governance Pemerintah Kabupaten Banyuwangi memberikan porsi besar, untuk percepatan program pertanian. Branding area Banyuwangi sebagai penghasil beras sudah dikenal secara nasional. “Beberapa waktu lalu dilakukan assesment di Banyuwangi, kelompok-kelompok tani sangat antusias mau bekerja keras dan memiliki motivasi tinggi untuk belajar,” kata Jen, yang dilansir situs banyuwangikab.go.id.

Pelatihan akan digelar selama 3 hari mulai tanggal 28 Februari – 3 Maret 2017, melibatkan delapan kelompok tani (poktan) dari Kecamatan Glenmore, Genteng dan Kecamatan Sempu. Para volunteer ini akan mengedukasi para petani tentang teknik-teknik bertani sesuai keahliannya dari masing-masing negara. Para volunteer akan mengedukasi petani sesuai program mereka. Diantaranya, teknik penanaman padi, pemupukan, teknik memanen padi dan manajemen keuangan petani.

Selain itu, mereka juga memberikan penguatan kapasitas kelembagaan kepada petani. Juga melakukan pendampingan kepada petani, memberikan bantuan benih dan pestisida. 

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Banyuwangi, Arief Setiawan, mengatakan, kebutuhan pangan dari tahun ke tahun akan sangat meningkat, sehingga dibutuhkan peningkatan produksi pertanian. “Itu menjadi konsen kami  untuk berpartisipasi aktif. Terus terang kami terinspirasi dengan program POWER yang mengintegrasikan  pertanian,” kata Arief.

Selain itu, kata Arief, ini bisa mendukung petani dalam meningkatkan pertumbuhan kualitas tanaman padinya  yang tentunya meningkatkan pendapatan petani.

Sekedar diketahui luas sawah irigasi di Banyuwangi 65.457 ha, dengan luas panen rata-rata dari 2010 - 2015 sekitar 123.649  ha. Produksi padi dari tahun 2010 – 2015 rata-rata 813,1 ton.  Sehingga produksi beras di Banyuwangi rata-rata mencapai 6,5 ton/ ha. Berdasarkan data statistik tahun 2016, produksi beras di Banyuwangi mencapai 850.000 ton/tahun. Sementara konsumsi beras di Banyuwangi per orang per tahun, sekitar 140 kg /tahun. “Sehingga kebutuhan perkapita 280 ton per tahun. Jadi Banyuwangi surplus 500.000 ton. Artinya, Banyuwangi bisa memberikan kontribusi nyata terhadap produksi beras nasional,” katanya.

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home