Loading...
LAYANAN PUBLIK
Penulis: Kartika Virgianti 17:36 WIB | Senin, 09 Desember 2013

Wagub DKI: Kecelakaan KRL karena Masyarakat Tidak Disiplin

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama. (Foto: Kartika Virgianti)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki TP menyatakan turut berdukacita dan belasungkawa atas peristiwa kecelakaan kereta api KRL Commuterline jurusan Serpong – Tanah Abang pada Senin (9/12) sekitar pukul 11.20 WIB. Menurut Basuki, kecelakaan ini salah satu contoh bagaimana masyarakat tidak disiplin dalam mengemudikan kendaraan.

“Kita selalu berpikir sebentar-sebentar, kita tidak memikirkan akibat dia sembrono seperti itu, akibatnya seperti ini. Mau tidak mau, semua pelanggaran aturan lalu lintas harus tindak tegas,” kata Basuki di Balai Kota pada Senin (9/12) sore, ketika dikonfirmasi soal keteledoran sopir truk Pertamina pengangkut BBM jenis premium, yang memasuki pintu perlintasan kereta api di Bintaro Permai.

Berdasarkan informasi PT. Kereta Api Indonesia (KAI) ada 197 perlintasan liar di DKI, sedangkan perlintasan resmi diperkirakan sekitar 16 saja, dan itu menjadi tanggung jawab Dinas Perhubungan, yang artinya tanggung jawab Pemprov DKI juga.

“Yang saya dengar PT. KAI akan tuntut perusahaan ini, karena merugikan mereka. Saya kira ini bagus, jadi jangan sekalipun kalau ada kejadian seperti itu, pelanggar yang kecelakaan selalu tidak salah,” kata Basuki.

“Misalnya di tol, truk bawa barang besar kebut-kebutan, pas tikungan terbalik, kecelakaan, tapi kita tidak pernah tuntut orang seperti itu karena anggap tidak bersalah. Kita malah merasa kasihan karena seolah-olah dia jadi korban. Memang betul kita turut berduka cita atas korban, tapi ini karena kecerobohan anda bisa-bisa mengorbankan ratusan orang.”

Cegah Perlintasan Liar, Bangun Jalan Layang

Akibat kecelakaan tersebut, Basuki mewacanakan beberapa upaya pencegahan, antara lain menutup perlintasan kereta liar yang jumlahnya ada 100 lebih, dan membangun jalan layang sebagai gantinya, mengenai teknisnya ada perhitungannya tersendiri.

“Kami mau bikin jalan layang, lebih baik kita putuskan, buat saja jalan layang semuanya di sisi kanan,” tutur Basuki. Dia mengakui memang tidak mudah membangun ini, karena kereta tidak seperti mobil, tidak bisa langsung loncat begitu saja terhadap jalur yang menanjak, istilahnya ada hitungan ayunnya tersendiri. Turun ke bawahpun juga ada hitungannya.

Jalan layang memang baru akan dibangun, sementara menunggu, Basuki kembali menegaskan ingin menegakkan disiplin, agar tidak ada lagi kecelakan. Dia mencontohkan banyak pengendara motor juga yang kecelakaan di jalur perlintasan kereta api, entah karena memang tidak disiplin atau melamun.  

Mengenai pelaksanaan proyek tersebut, pihaknya merencanakan tahun depan sudah bisa berjalan. Bahkan, beberapa dia akui sudah dikerjakan, misalnya di Permata Hijau, tapi ini untuk perlintasan kereta api yang besar. Sedangkan yang kecil, Basuki akan melakukan pemblokiran jalan, menutup jalan, dan membuatkan tembok.

 

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home