Loading...
DUNIA
Penulis: Reporter Satuharapan 12:22 WIB | Rabu, 15 Januari 2014

Warga Mesir Memberikan Suara pada Referendum Konstitusi Baru

warga Mesir memberikan suaranya ditengah kekerasan yang sedang terjadi (Foto: aljazeera.com)

KAIRO, SATUHARAPAN.COM – Warga Mesir memberikan suaranya pada referendum konstitusi baru untuk mendaparkan persetujuan menggantikan konstitusi 2012 yang dibekukan menyusul digulingkannya mantan Presiden Mohammed Morsi pada Juli 2013.

Secara keseluruhan pemungutan suara berjalan dengan damai, namun menurut Kementerian Kesehatan Mesir setidaknya ada 11 orang meninggal dan 28 orang terluka selama bentrokan antara demonstran dengan polisi.

Sesaat sebelum pemungutan suara dimulai, telah terjadi sebuah ledakan kecil di luar pengadilan di Imbaba, daerah di pinggiran barat Kairo. Dalam peristiwa ini tidak ada yang terluka. Menurut pihak kepolisian, kejadian ini disebabkan oleh sebuah bom yang tersisa dalam kantong di luar pengadilan.

Di tempat pemungutan suara yang dikhususkan untuk perempuan, terjadi antrian dalam pemberian suara, beberapa dari mereka melambaikan bendera Mesir sambil meneriakan slogan-slogan pro militer.

Seorang ginekolog berusia 50 tahun, Salwa Abdel Fattah mengatakan, “Kita harus bekerja sama dengan polisi dan tentara sehingga tidak ada yang bisa meneror, bahkan jika sebuah bom meledak di TPS, saya akan tetap memilih."

Dalam wawancara di enam TPS di seluruh daerah Kairo pada Selasa, tidak setap pemilih yang menyatakan setuju dengan konstitusi baru. Beberapa dari mereka mengatakan bahwa akan mendukung piagam tersebut, karena sebenarnya mereka ingin menunjukan dukungan mereka untuk Jenderal Abdel Fattah El-Sisi, Menteri Pertahanan yang memimpin penggulingan Morsi pada Juli lalu.

Umm Mostafa, seorang ibu rumah tangga di Agouza mengatakan bahwa Sisi akan mempersatukan bangsa, karena menurut dia, semua warga baik Muslim ataupun Kristen minum dari sungai nil dan mereka membutuhkan orang yang kuat untuk melindungi bangsa ini dan mengakhiri segala perselisihan yang terjadi.

Kemeriahan terjadi di beberapa TPS dengan hadirnya para penari wanita dan pengeras suara yang memainkan lagu pro militer yang telah populer sejak terjadinya kudeta terhadap militer, kata Teslam el-Ayadi.

Penampilan Jenderal El-Sisi

El-Sisi sendiri tampil di salah satu TPS di lingkungan Kairo. Di sana ia disambut dengan sorak sorai. Pada seorang tentara yang menjaga sebuah sekolah dia mengatakan, “Kerja keras. Kita butuh referendum yang benar-benar akan membawa kemananan.”

Di TPS di Mohandissen seorang pengusaha bernama Hisham Farid  meninggalkan TPS tersebut sambil mengatakan, “Cukup sudah tiga tahun terakhir ini, kita tidak bisa terus seperti ini. Kita membutuhkan pemerintah yang bisa bekerja demi keamanan dan ekonomi. Undang-undang Dasar sudah baik, dan ini semua untuk warga Mesir bukan hanya untuk sekelompok orang saja.”

Satu jam kemudian di sudut sebuah TPS terjadi antrian pemilih, mereka semua berencana untuk memilih “ya” pada referendum. Akan tetapi koalisi Islam yang dipimpin oleh mantan Presiden Ikhwanul Muslimin memprotes dan memboikot pemilihan suara selama dua hari. Pemungutan suara akan dilanjutkan pada Rabu (15/1) dan komisi pemilihan mengatakan bahwa hasil pemungutan suara akan diselesaikan dalam waktu 72 jam.

Sebuah hal yang mendorong El-Sisi untuk mencalonkan diri sebagai presiden dalam pemilihan yang dijadwalkan akhir tahun ini. Sabtu lalu ia mengatakan bahwa ia akan mempertimbangkanya atas dasar permintaan rakyat dan dengan mandat dari tentara.”

"Jangan mempermalukan saya di depan dunia," kata El-Sisi , mendesak para pemilih untuk berpartisipasi, (Al – Ahram). "Bukan saya pribadi, tapi tentara, karena kita para tentara memiliki hati seorang pria," kata El-Sisi menambahkan. Masih terlalu dini untuk mengatakan apakah konstitusi ini akan memenangkan suara atas apa yang telah Morsi lakukan.

"Mengapa saya harus memilih? Kami punya begitu banyak pemilu sejak revolusi. Saya lelah dengan politik," kata Mohamed Nasr, seorang penjual buah dan sayuran. "Tentara telah mencopot Morsi sejak enam bulan yang lalu, namun sampai sekarang tidak ada yang berubah." (aljazeera.com)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home