Loading...
HAM
Penulis: Equivalent Pangasi 21:16 WIB | Selasa, 06 Mei 2014

WCC: Perang Sudan Selatan Harus Diakhiri Sekarang (2)

Ayak Yangalis tidak tahu lagi berapa usianya. Ia berasal dari Bor, negara bagian Jonglei, Sudan Selatan namun sudah dua bulan lebih ia tinggal di seberang sungai, hidup sederhana di bawah pohon. (Foto: ACT)

JUBA, SATUHARAPAN.COM – Sekretaris Umum Dewan Gereja Dunia (WCC) Rev. Dr Olav Fykse Tveit mendesak berakhirnya perang di Sudan Selatan. Tveit mengatakan, “perang tak berperikemanusiaan di Sudan Selatan harus diakhiri sekarang,” setelah kunjungan pastoral delegasi ekumenis tingkat tinggi ke gereja-gereja lokal di Juba, Sudan Selatan pada Jumat (2/5).

Kunjungan pastoral tersebut memiliki satu tujuan untuk mendorong gereja-gereja di Sudan untuk terus menekan hingga berakhirnya kekerasan. Delegasi tersebut juga membawa pesan bahwa banyak gereja di dunia yang berdiri dengan solidaritas dengan mereka.

“Orang-orang dan gereja-gereja di Sudan Selatan harus tahu bahwa mereka tidak ditinggal sendiri saat menangis untuk perdamaian dan keadilan,” kata Tveit. “Dunia tidak bisa meninggalkan Sudan Selatan sendirian.”

“Seperti kita telah mendukung warga Sudan Selatan dalam perjuangan mereka untuk kemerdekaan, kita harus mendukung mereka di saat krisis seperti ini. Masyarakat internasional harus menangani risiko pacecklik dan kelaparan,” Tveit menambahkan.

Ia juga menunjukkan apresiasinya untuk upaya kemanusiaan oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dan ACT Alliance di Sudan Selatan. Tveit berharap bisa melihat hasil nyata dari pertemuan selanjutnya pada bulan Mei ini di Oslo. Pertemuan tersebut bertujuan untuk memberikan peningkatan bantuan kemanusiaan bagi negara tersebut.

Berbicara mengenai gereja-gereja Sudan Selatan, delegasi tersebut juga menyadari bahwa gereja-gereja di sana kaya akan sumber spiritual untuk menolong mereka menemukan kedamaian.

“Gereja-gereja di Sudan Selatan memiliki peran yang signifikan dalam dialog aras nasional untuk menegaskan persatuan dan rasa pembangunan bangsa dengan memperkuat proses rekonsiliasi,” ujar Tveit. “Dalam proses rekonsiliasi tersebut, pemuda dan perempuan harus lebih diberdayakan.”

“Kita akan terus berdoa dan bekerja dengan gereja-gereja di Sudan Selatan sementara mereka terus memperjuangkan pergumulan ini dalam peziarahan untuk keadilan dan perdamaian,” Tveit menambahkan.

Tveit juga mendesak agar keadilan dipulihkan setelah perdamaian dibangun. Menurutnya, harus ada mekanisme keadilan di level nasional dan internasional yang menyelidiki kekerasan yang terjadi di Sudan Selatan serta membuka jalan bagi rekonsiliasi.

Para delegasi di Juba juga bertemu Uskup Sudan Selatan Michael Taban Toro, Rev. Mark Akec Cien, dan utusan ACT Alliance yang diwakilkan oleh Bantuan Gereja Finlandia, Caritas Internasionalis, dan Bantuan Gereja Norwegia. (oikumene.org)

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home