Loading...
DUNIA
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja 08:07 WIB | Kamis, 20 November 2014

Yordania Desak "Kendalikan Diri" Setelah Pembunuhan di Sinagoge Yerusalem

Seorang laki-laki Palestina menggunakan palu untuk memecahkan reruntuhan rumah yang dihancurkan dalam perang Gaza antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza, pada 14 November 2014 di permukiman Khuzaa, Khan Yunis, Jalur Gaza, dekat perbatasan Israel. (Foto: AFP)

AMMAN, SATUHARAPAN.COM - Yordania hari Rabu (19/11) menyerukan supaya semua pihak "menahan diri dan tenang" setelah dua warga Palestina melakukan serangan dengan senjata tajam telah menyebabkan terbunuhnya lima warga Israel di sinagoge di Yerusalem, merupakan serangan paling berdarah wilayah itu dalam enam tahun terakhir.

Sebagai penjaga tempat-tempat suci di Yerusalem (salah satunya masjid Al-Aqsa) yang dianeksasi Israel, Yordania juga mendesak penghentian tindakan Israel di pusat area rawan konflik di kompleks masjid Al-Aqsa, kompleks yang memicu kerusuhan dari warga Palestina.

Juru bicara pemerintah Mohammed Mumeni mengatakan Amman "mengecam semua tindakan kekerasan dan terorisme terhadap warga sipil, apapun sumber kekerasan atau motif".

"Yordania serius mengamati Yerusalem dan minta agar semua menahan diri dan tenang," katanya, dikutip oleh kantor berita negara Petra.

Israel mulai tindakan keras di Yerusalem timur hari Rabu, sehari setelah serangan terhadap sinagoge di mana dua penyerang juga terbunuh, meratakan rumah penduduk Palestina merespons serangan mematikan tersebut.

Pertumpahan darah terbaru muncul setelah Israel berjuang untuk mengatasi gelombang kerusuhan di Yerusalem timur, yang semakin meningkat dengan serangan mematikan dari warga Palestina.

Raja Yordania Abdullah II Kamis pekan lalu menjadi tuan rumah pertemuan diplomatik dengan mengundang Menteri Luar Negeri AS John Kerry dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk melakukan pembicaraan di Amman, membuat langkah-langkah yang disepakati untuk meredakan ketegangan di Kota Suci.

Netanyahu memberi pembaruan jaminan bahwa tidak akan ada perubahan setelah puluhan tahun status quo di kompleks Al-Aqsa di mana orang-orang Yahudi diperbolehkan untuk mengunjungi tetapi tidak untuk berdoa.

Pada Jumat, Israel juga menghapus pembatasan usia yang telah berlaku berbulan-bulan pada jamaah muslim laki-laki melakukan shalat Jumat di kompleks masjid, yang dianggap suci bagi kedua agama. (AFP)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home