Loading...
DUNIA
Penulis: Eben E. Siadari 16:33 WIB | Jumat, 10 Juli 2015

Yunani: Ibu Merkel, Kami Masih Mencintaimu!

Grafiti di kota Athena yang menunjukkan betapa pentingnya peran Kanselir Jerman, Angela Merkel, dalam negosiasi utang negara tersebut (Foto:bbc.com)

ATHENA, SATUHARAPAN.COM – "Ibu Merkel kami masih mencintaimu --Yunani," adalah salah satu bunyi grafiti yang dapat ditemukan di jalan-jalan kota Athena. Gambar itu menunjukkan betapa pentingnya peranan Kanselir Jerman itu dalam memuluskan perundingan Yunani dengan kreditur yang disebut Troika (Negara-negara Uni Eropa, Bank Sentral Eropa dan IMF).

Pasca referendum hari Minggu (5/7) yang menghasilkan kemenangan 62 persen bagi Kubu Tidak  yang menolak kebijakan penghematan, Perdana Menteri Yunani, Alexis Tsipras, justru semakin mendapat tekanan dari Troika. Yunani diminta untuk segera menentukan sikap. Troika memberi waktu sampai hari Minggu bagi Tsipras untuk mengajukan proposal reformasi baru yang konkret dan kredibel. Jika tidak, negara itu terancam akan keluar dari zona mata uang tunggal euro.

Sementara di pihak Jerman, Merkel juga tertekan. Proposal baru yang diajukan Yunani akan menjadi bahan perdebatan di parlemen negara itu. Perdebatan akan memutuskan apakah Jerman menyetujui dana talangan baru bagi Yunani atau tidak.

BBC melaporkan, banyak politisi Jerman yang secara terbuka menunjukkan sikap lebih baik menolak bernegosiasi dengan Yunani dan membiarkan negara itu keluar dari zona euro. Namun Merkel tampaknya tidak ingin menjadi kanselir yang menyaksikan kolapsnya zona euro.

Dalam percakapan pribadi dengan PM Yunani, Merkel dilaporkan secara terang-terangan telah menyatakan rasa frustrasinya kepada pemimpin kiri itu. Kepada sejumlah anggota parlemen Jerman, Merkel bercerita bahwa ia telah berkata dengan terus terang kepada Tsipras bahwa "Engkau membawa negaramu membentur tembok."

Kendati demikian, di depan publik Merkel masih menjaga sikapnya dengan pernyataan-pernyataan yang lebih lembut. "Pintu masih terbuka bagi Yunani," kata Merkel, awal pekan ini. "Dimana ada kemauan, di situ ada jalan," kata dia berkali-kali.

Pada hari Kamis (9/7),  juru bicara untuk Kepala Eurogroup Jeroen Dijsselbloem menegaskan bahwa akhirnya Yunani memenuhi salah satu janjinya yaitu menyerahkan proposal reformasi yang sudah direvisi, kurang dari dua jam menjelang batas waktu tengah malam.

“Proposal baru Yunani diterima oleh presiden #Eurogroup @J_Dijsselbloem. Penting bagi institusi untuk mempertimbangkan ini dalam penilaian mereka,” kicau juru bicara Michel Reijns di akun Twitter-nya, seperti dikutip oleh AFP.

Menurut AFP, rincian dari rencana baru tersebut belum dapat diketahui, namun para kreditor Yunani meminta pemangkasan dana pensiun dan reformasi pajak sebagai syarat untuk mendapatkan paket dana penyelamatan yang baru.

Usulan reformasi baru tersebut akan ditelaah oleh para pejabat dari IMF-UE, sebelum diberikan kepada menteri keuangan zona euro pada Sabtu dan pertemuan penuh 28 pemimpin negara Uni Eropa pada Minggu.

“Lembaga-lembaga (kreditor) akan memeriksanya untuk memberikan pandangan mereka kepada Eurogroup,” menurut keterangan sumber dari Eropa yang meminta namanya untuk tidak disebutkan.

“Mereka juga membutuhkan proposal ini untuk menentukan ukuran program bailout – yang juga akan bergantung pada skenario ekonomi yang lebih luas,” kata sumber tersebut.

Merkel Masih Hati-hati

Yunani lagi-lagi harus menarik nafas lebih dalam karena Merkel tampaknya semakin tak mau berkompromi. Di Sarajevo,  Merkel pada hari Kamis menegaskan bahwa dia akan menolak pengurangan utang bagi Yunani, walaupun sehari sebelumnya direktur pelaksana International Monetary Fund (IMF) Christine Lagarde menyerukan restrukturisasi utang untuk negara yang dilanda krisis itu.

“Saya mengatakan pengurangan utang mustahil bagi saya dan hal itu tidak mengubah antara hari sebelum kemarin dan hari ini,” ujar Merkel kepada wartawan dalam kunjungan di Sarajevo.

Merkel mengatakan dia belum bisa mengomentari usulan terbaru dari pemerintahan sayap kiri di Athena yang disusun bagi tiga lembaga kreditor – Uni Eropa, Bank Sentral Eropa dan IMF.

“Saya saat ini tidak dalam posisi (untuk berkomentar) – dan hanya bisa mengomentari ketika tiga lembaga kreditor sudah melakukan penilaian – apa maksudnya dan apakah program itu memadai untuk tiga tahun mendatang, dan apa maksudnya dalam hal keberlanjutan utang,” kata Merkel.

Merkel mengatakan sejumlah kreditor sejak 2012 memantau keberlanjutan utang Yunani dan sebelumnya memperpanjang periode pelunasan pinjaman, namun dia menegaskan dia menolak pemangkasan utang atau pengurangan utang.

Ibu Merkel, Anda Harus Membuat Sejarah!

Penderitaan yang dialami Yunani telah mendatangkan rasa simpati dari seluruh dunia, termasuk empat tokoh terpandang, yaitu Heiner Flassbeck, mantan menteri keuangan Jerman, Profesor Thomas Piketty, professor ilmu ekonomi di Paris School of Economics, Profesor Jeffrey Sachs, profesor dan direktur The Earth Institute Columbia University, Profesor Dani Rodrik, Ford Foundation profesor  Ekonomi Politik Internasional di Harvard Kennedy School dan Profesor Simon Wren-Lewis, professor kebijakan ekonomi di Blavatnik School of Government, University of Oxford.

Sebagaimana dilansir oleh The Guardian, mereka mendesak Troika agar mengoreksi kebijakan mereka untuk menghindari bencana lebih besar atas Yunani dan mempertahankan negara itu di zona euro. Pengangguran massal, kolapsnya sistem perbankan dan utang yang membengkak mencapai 175 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), merupakan fakta yang memperihatinkan, diangkat oleh keempat tokoh ini.

Dampak kemanusiaannya pun kolosal: 40 persen anak-anak Yunani kini hidup dalam kemiskanan. Kematian bayi meroket dan pengangguran pemuda melesat sampai 50 persen. Korupsi, penghindaran pajak dan akuntansi yang buruk memperparah kondisi.

"Yunani sudah mematuhi banyak sekali permintaan penghematan Angela Merkel -- memotong gaji, mengurangi belanja pemerintah, memotong dana pensiun, melakukan privatisasi dan deregulasi serta menaikkan pajak. Tetapi dalam tahun-tahun terakhir, serangkaian program penyesuaian yang dibebankan pada Yunani justru menciptakan depresi besar yang belum pernah ada di Eropa sejak tahun 1929-1933. Obat yang diberikan oleh Menteri Keuangan Jerman dan Brussels telah menciptakan pendarahan pada pasien dan tidak mengobati penyakitnya," tulis mereka.

Oleh karena itu, keempat tokoh tersebut meminta Merkel mengambil langkah tegas.

"Kanselir Merkel pesan kami jelas: kami mendesak Anda untuk mengambil tindakan penting kepemimpinan bagi Yunani dan Jerman, dan juga bagi dunia. Sejarah akan mengingat Anda untuk tindakan Anda minggu ini. Kami berharap dan mengandalkan Anda untuk mengambil langkah-langkah yang berani dan murah hati terhadap Yunani yang akan  menolong Eropa untuk generasi-generasi mendatang." (AFP/Ant/BBC/The Guardian)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home