Loading...
BUDAYA
Penulis: Reporter Satuharapan 00:10 WIB | Selasa, 30 September 2014

40 Kontingen Siap Berkompetisi dalam Pesparawi XIII

40 Kontingen Siap Berkompetisi dalam Pesparawi XIII
Dewan juri dan piala yang siap diperebutkan dalam Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) Mahasiswa Tingkat Nasional XIII 2014 yang digelar di Sasana Kriya Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta. Acara yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia bekerjasama dengan Universitas Kristen Indonesia ini berlangsung selama sepekan, 29 September – 4 Oktober. (Foto-foto: Francisca CR)
40 Kontingen Siap Berkompetisi dalam Pesparawi XIII
Dr. Maruarar Siahaan, SH Rektor Universitas Kristen Indonesia pidato dalam acara pembukaan Pesparawi XIII.
40 Kontingen Siap Berkompetisi dalam Pesparawi XIII
Kontingen 40 Universitas dari seluruh Indonesia.
40 Kontingen Siap Berkompetisi dalam Pesparawi XIII
Kontingen dari Indonesia timur.
40 Kontingen Siap Berkompetisi dalam Pesparawi XIII
Salam hangat antarmahasiswa perwakilan dari masing-masing universitas.
40 Kontingen Siap Berkompetisi dalam Pesparawi XIII
Tari Betawi mengawali arak-arakan perwakilan masing-masing kontingen.
40 Kontingen Siap Berkompetisi dalam Pesparawi XIII
Yuventia Tunda Reka Anggita, koordinator kelompok Paduan Suara Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
40 Kontingen Siap Berkompetisi dalam Pesparawi XIII
Andreas S. Nugraha mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Katolik perwakilan kontingen dari Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) Mahasiswa Tingkat Nasional XIII 2014 kembali digelar di Sasana Kriya Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta. Acara yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia bekerjasama dengan Universitas Kristen Indonesia ini berlangsung selama sepekan, 29 September – 4 Oktober. Kali ini, Pesparawi diikuti 40 kontingen dari berbagai universitas di Indonesia.

Pesta paduan suara yang digelar dua tahun sekali ini memang telah menjadi program rutin Dikti untuk mewujudkan prinsip-prinsip yang terkandung dalam tujuan pendidikan nasional dengan pembinaan mental dan spiritual melalui kreativitas dan sportivitas.

Gubernur Provinsi DKI Jakarta sekaligus Presiden Terpilih untuk periode 2014 – 2019 Ir. Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan sambutan tertulis untuk menyambut pembukaan Pesparawi XIII ini. Jokowi berharap agar seluruh peserta dapat menampilkan penampilan terbaiknya. Jokowi juga menyatakan agar mahasiswa peserta Pesparawi dapat mempromosikan seni budaya dari daerah masing-masing.

Dr. Maruarar Siahaan, SH Rektor Universitas Kristen Indonesia mengharapkan 40 kontingen perwakilan perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia yang berasal dari 16 provinsi dapat mengenal ibu kota Indonesia dan menjalin persahabatan antarmahasiswa dari seluruh Indonesia.

Ketua pelaksana dr. Siswo P. Santoso Sp.F, MH.Kes menyampaikan bahwa melalui Pesparawi, mahasiswa dapat meningkatkan karya dan kreativitas seni dalam rangka menyatukan kesadaran dan wawasan mahasiswa berbangsa dan bernegara. Tema Pesparawi tahun ini ialah ‘Menyanyikah bagi Tuhan, pujilah nama-Nya karena ialah yang empunya kemuliaan dan kuasa’ dikutip dari maz. 96:2a dan Petrus 4:11c.

Siswo berharap, melalui semangat tema dan subtema tersebut, mahasiswa dapat meningkatkan ketaqwaan dan keimanan. Mahasiswa juga diharapkan dapat menjunjung tinggi rasa persaudaraan dan persatuan sebagai warga negara Indonesia. Siswo juga berharap semangat melayani dapat mewarnai seluruh kegiatan Pesparawi Mahasiswa Tingkat Nasional XIII.

Kategori dan Penjurian

Penjurian dalam kontes paduan suara mahasiswa nasional Pesparawi ini akan dibagi menjadi tiga kategori, yakni kategori Musica Sacra, Spiritual atau Gospel, dan Folklore atau Etnik. Musica Sacra merupakan lagu gerejawi yang ditujukan untuk memuliakan Sang Pencipta. Musica Sacra merupakan lagu liturgi yang umumnya dinyanyikan di Gereja Katolik dan diadopsi oleh Gereja Kristen Protestan baru-baru ini. Lirik lagu umumnya berbahasa latin dan memiliki tempo yang cukup lambat serta dinamika yang lembut. 

Sedangkan musik Gospel merupakan sebuah genre musik yang memiliki kekuatan utama pada dominasi vokal dan harmoni yang kuat. Kebanyakan bentuk musik Gospel menggunakan piano, drum, dan gitar bass. Liriknya pun bersifat religius. Musik Gospel biasanya merupakan bentuk devosi keagamaan dengan nyanyian, kadang-kadang dicampur dengan tarian.

Paduan suara kategori Folklore merupakan praktik menyanyikan lagu-lagu daerah atau lokal yang menjadi sarana penyebaran berbagai tradisi budaya.

Pesparawi XIII ini akan menghadirkan lima juri, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, yakni Andre Thomas, Eui Yoong Joon, Aida Swenson, Ronald Pohan, dan Mauly Purba.

Kriteria penjurian, Aida sebagai perwakilan dari dewan juri mengatakan, “resep jadi juara itu bervariasi, tergantung ‘makanan’ apa yang ingin kita buat. Kalau kita ingin buat folklore yang buatlah racikan untuk folklore. Yang terpenting adalah telaah musiknya, dalami strukturnya, mengerti isinya, timbul ekspresinya, dan asah suaranya supaya dapat bernyanyi dengan bagus. Setelahnya, hati yang bernyanyi.” 

Peserta

Pesparawi selama ini dikenal sebagai kompetisi paduan suara mahasiswa terbesar tingkat nasional. Oleh karena itu, para peserta dari berbagai universitas memiliki takaran masing-masing untuk mempersiapkan diri seoptimal mungkin.

Yuventia Tunda Reka Anggita, koordinator kelompok Paduan Suara Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta mengaku membutuhkan waktu dua bulan khusus untuk latihan lagu-lagu yang akan dibawakan dalam Pesparawi ini. Tunda mengaku bahwa PSM UGM memiliki target tersendiri dalam Pesparawi ini.  

“Kami PSM UGM punya target. Kami di sini pada intinya hanya ingin mempersembahkan yang terbaik untuk Tuhan, jadi balik lagi ke Tuhan,” katanya. Meski pada Pesparawi periode lalu UGM berhasil memborong tiga medali emas, namun untuk tahun ini koordinator kelompok tersebut tetap mengaku butuh usaha maksimal untuk menghadapi lawan-lawannya.

 “Kami sudah mempersiapkan apa yang kami punya,” ujar Tunda.

 Tunda juga menyampaikan harapannya untuk Pesparawi periode mendatang.

“Harapan Pesparawi dua tahun depan semoga koordinasi lebih baik, tapi sejauh ini cukup lumayan,” katanya.

Sementara itu, Andreas S. Nugraha mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Katolik yang menjadi kontingen dari Universitas Sanata Dharma Yogyakarta mengatakan kepada satuharapan.com bahwa kelompok paduan suaranya mengirimkan 37 anggota untuk bertanding dalam lomba nasional ini.

Untuk mempersiapkan Pesparawi ini, Andre dan kelompoknya telah berlatih selama enam bulan.

“Latihan kurang lebih enam bulan,” katanya.

Dalam prosesnya, Andre mengaku banyak menemui hambatan, seperti jadwal latihan yang terbentur  dengan jadwal kuliah dan jadwal praktik kerja lapangan. Sementara itu, untuk kendala kelompok Andre mengaku yang paling sulit adalah menumbuhkan semangat para anggota. Akan tetapi, ia memiliki keyakinan bahwa timnya akan berhasil membawa pulang piala Pesparawi XIII ini.

“Kalau satu sampai sepuluh, saya yakin sepuluh pasti (piala) akan kami dapatkan.”

Baginya, untuk mencapai kejuaraan yang paling penting adalah menjaga kekompakan.

“Untuk menumbuhkan kekompakan, perlu komunikasi yang baik antaranggota, tidak membentuk kelompok-kelompok yang dapat memecah persatuan, dan semua disamaratakan,” katanya.

“Semoga proses ini berjalan lancar, sesuai dengan yang diharapkan, tidak ada kecurangan-kecurangan, dan profesional,” kata Andre.

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home