Loading...
RELIGI
Penulis: Prasasta Widiadi 09:19 WIB | Sabtu, 30 Agustus 2014

AA Yewangoe: Menteri Agama Harus Jembatani Lintas Iman

A.A. Yewangoe (paling kanan) saat menjadi pembicara pada Dialog Partisipasi Kelompok Sipil Agama Dalam Memperkuat Integrasi Sosial Pasca Pemilihan Presiden yang diselenggarakan Jumat (29/8) malam di Gedung Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Menteng, Jakarta. (Foto: Prasasta)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), Pdt. Dr. Andreas A. Yewangoe mengemukakan kepada satuharapan.com pada Jumat (30/8) bahwa salah satu menteri dari kabinet yang akan dibentuk presiden terpilih, Joko Widodo (Jokowi) dan wakilnya, Jusuf Kalla (JK) harus mendapat seorang sosok menteri agama yang dituntut memikirkan hubungan relasi antariman di Indonesia.

“Menteri Agama adalah menteri dari agama dan dia bukannya mengurus yang lain-lain,” kata Ketua Umum PGI.

Yewangoe mengemukakan tidak terlalu mementingkan latar belakang kepercayaan seorang menteri agama, karena kerja keras untuk menjembatani hubungan antaragama lebih penting.

“Yang penting adalah dia memiliki concern tinggi untuk melihat hal yang paling perlu dari relasi antar iman di Indonesia jadi bukan dia urus yang lain-lain, dia urus katering segala macam,” lanjut Andreas Yewangoe.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) beberapa waktu lalu berpesan kepada Lukman Hakim yang belum lama ditunjuk sebagai Menteri Agama menggantikan Suryadharma Ali, supaya mengembalikan moril pegawai agar fungsi-fungsi di Kementerian Agama bisa fokus dan berjalan baik. Terutama dalam kaitannya dengan penetapan status tersangka Suryadharma Ali sebelumnya oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Sebelumnya, Presiden SBY setelah pengunduran diri Suryadharma Ali sempat menunjuk Menko Kesra Agung Laksono sebagai Menteri Agama Ad Interim.

Yewangoe mengemukakan bahwa aspek keagamaan dan kemajemukan di Indonesia harus lebih dikaji lagi oleh seorang menteri agama mendatang.

Saat ditanya mengenai gambaran kabinet secara keseluruhan dari Jokowi dan JK, Yewangoe mengemukakan sebaiknya dari kalangan profesional, tetapi tetap Jokowi dan JK jangan melupakan aspek politik.

“Jadi saya kira akan sangat bijak bagi Joko Widodo untuk mengambil orang profesional dari partai pasti ada itu,” tutup Yewangoe.  

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home