Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 10:53 WIB | Kamis, 11 Juni 2015

AS akan Batasi Emisi Gas dari Pesawat Terbang

Badan Perlindungan Lingkungan AS atau EPA akan mengusulkan pembatasan emisi gas buang pesawat terbang (Foto: voaindonesia/AP)

WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM - Badan Perlindungan Lingkungan Amerika (EPA) menyatakan emisi gas rumah kaca dari mesin pesawat terbang membahayakan kesehatan masyarakat, dan EPA akan mengusulkan pembatasannya.

Sektor transportasi adalah salah satu kontributor terbesar emisi karbon dioksida AS, dan pesawat terdiri atassumber emisi yang signifikan dan berkembang pesat dalam sektor itu.

Dari tahun 1990 hingga tahun 2013, emisi karbon dioksida dari penerbangan komersial domestik di Amerika Serikat tumbuh 11 persen. Studi terbaru memperkirakan emisi pesawat AS akan meningkat secara substansial dalam 20 tahun ke depan. Menurut perkiraan Komisi Eropa, emisi gas rumah kaca dari sektor penerbangan masih pada tingkat rendah, tetapi terus meningkat dengan cepat.

Selain itu, pesawat tetap menjadi sumber terbesar dari emisi karbon dioksida di sektor transportasi AS, yang belum tunduk pada peraturan gas rumah kaca. Usul pembatasan itu mirip dengan peraturan yang ditetapkan EPA atas kendaraan bermotor dan pembangkit tenaga listrik.

Langkah ini adalah yang terbaru dalam kebijakan Presiden Barack Obama untuk mengatasi perubahan iklim. Dalam forum G7 minggu ini, Obama berjanji terus mengurangi tingkat emisi gas rumah kaca Amerika.

Para aktivis lingkungan mendukung langkah itu, dan berharap produsen pesawat terbang akan lebih kreatif. Tetapi pihak industri penerbangan mengatakan mereka saat ini sudah cukup efisien dan kebijakan baru itu bisa menambah biaya produksi.

Sementara itu, Organisasi Penerbangan Sipil Internasional PBB (ICAO), sebagai forum global untuk mengembangkan kebijakan dan standar untuk industri global, membuat langkah-langkah untuk mengatasi emisi gas rumah kaca.

ICAO sedang mengembangkan sistem berbasis pasar pesawat untuk mengurangi total emisi dari sektor ini, juga mengembangkan standar emisi berbasis teknologi untuk pesawat, yang diharapkan akan diusulkan pada Februari 2016 dan diadopsi pada akhir tahun itu.

Kebijakan baru ini diperkirakan baru berlaku tahun depan.(voaindonesia.com/c2es.org)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home