Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 11:35 WIB | Jumat, 01 April 2016

AS, Tiongkok akan Tanda Tangani Perjanjian Iklim Paris April

Presiden Obama dan Xi di negosiasi iklim Paris di Desember 2015. (Foto: bbc.com)

WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM – Pemerintah AS dan Tiongkok hari Kamis (31/3), berharap tindakan mereka akan membantu pemberlakuan Perjanjian Paris “sesegera mungkin.”

Amerika dan Tiongkok, telah mengumumkan akan menandatangani perjanjian iklim Paris bulan April, langkah yang diharapkan kedua negara akan mendorong negara-negara lain secara resmi ikut dalam perjanjian penting itu.

Dalam pernyataan bersama, Amerika dan Tiongkok hari Kamis (31/3) berharap, tindakan mereka akan membantu pemberlakuan Perjanjian Paris “sesegera mungkin.” Seperti dikutip dari voaindonesia.com.

Perjanjian itu, dirancang oleh hampir 200 negara bulan Desember lalu, namun belum berlaku sampai ditandatangani oleh sekurangnya 55 negara, yang mewakili 55 persen emisi global.

Amerika dan Tiongkok, penghasil gas rumah kaca terbesar di dunia bersama negara-negara lain akan menandatangani perjanjian itu tanggal 22 April, pada Hari Bumi, hari paling awal negara-negara bisa menandatangani perjanjian itu.

Sekjen PBB Ban Ki-moon awal bulan ini berharap lebih dari 120 negara, akan ikut dalam upacara penandatanganan di markas PBB.

Perjanjian itu bertujuan, untuk membatasi pemanasan bumi “di bawah dua derajat Celcius di atas tingkat era pra industri”. Perjanjian itu menambahkan bahwa negara-negara harus berusaha untuk mempertahankan pemanasan suhu bumi di bawah 1,5 derajat Celsius.

"Pernyataan bersama, Amerika Serikat dan Tiongkok akan menandatangani dan bergabung dengan Perjanjian Paris sedini mungkin tahun ini,  mengirimkan sinyal yang sangat kuat," kata David Waskow dari aktivis lingkungan World Resources Institute, seperti yang diberitakan bbc.com.

"Pernyataan bersama ini mengukuhkan peran, bahwa iklim memainkan dalam hubungan AS-Tiongkok. Ini menunjukkan keyakinan, kedua negara memiliki kemampuan masing-masing untuk memberikan komitmen iklim mereka."

rencana domestik Presiden Obama untuk mengekang emisi karbon mengalami kesulitan serius awal tahun ini ketika Mahkamah Agung mengeluarkan tinggal di Power Plan Bersih, dirancang untuk mengurangi emisi sebesar 32 persen pada tahun 2030, dan secara signifikan meningkatkan energi terbarukan.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home