Loading...
INSPIRASI
Penulis: Tjhia Yen Nie 03:13 WIB | Kamis, 03 Maret 2016

Asli atau Imitasi?

Kesulitan-kesulitanlah yang membangun hidup manusia.
Foto: istimewa

SATUHARAPAN.COM – ”Ko, yang imitasi terlihat lebih bagus dari yang asli?” tanya saya ketika melihat berbagai perhiasan dari mutiara. Melihat bermacam-macam mutiara dengan beragam bentuk dan ukuran, membuat saya memilah-milah berdasarkan kategori harga yang tertera. 

”Karena yang imitasi, memang diproses semirip mungkin bentuknya dengan yang asli, Bu!” kata Si Penjual.

Butiran pasir yang termakan kerang mutiara akan menyakiti kerang, membuatnya menghasilkan lendir dan akhirnya mengkristal menjadi mutiara.  Tentu saja, secara logika bentuknya pasti tidak teratur, bisa besar, kecil, bulat atau lonjong.  Proses selanjutnyalah yang membuat mutiara tersebut berbentuk bulat utuh tanpa cacat. Proses yang menyakitkan bagi kerang, menghasilkan perhiasan yang cantik.  Berbeda dengan mutiara imitasi yang dibuat tanpa proses alami.

Sering kali pada beberapa kesempatan, saya menceritakan berbagai kesulitan yang pernah dihadapi: kesulitan ekonomi, kesulitan pendidikan, kesulitan kesehatan, kesulitan dalam pergaulan, dan masih banyak lagi. Dan ternyata setelah melihat ke belakang, ternyata justru kesulitan-kesulitan itulah yang membentuk dan membangun saya.  Tantangan, badai, dan kesulitanlah yang membuat diri tegar dan kokoh. 

Kembali saya menanyakan penjual perhiasan tersebut, ”Tapi harganya beda jauh, ya…?” 

”Ya tentu dong, Bu, walaupun terlihat sama, tapi ini kan imitasi…” sahut sang penjual, ”kalau diperhatikan dengan baik-baik, kelihatan juga perbedaannya.”

Mutiara asli walaupun lebih kecil dan bentuknya tidak beraturan, tetap lebih berharga daripada mutiara imitasi yang besar dan terlihat mulus.  Bagaimana dengan kehidupan kita, apakah kita mau ditempa menjadi mutiara asli… ataukah cukup puas menjadi mutiara imitasi?

Email: inspirasi@satuharapan.com

Editor : Yoel M Indrasmoro


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home