Loading...
INSPIRASI
Penulis: Priskila Prima Hevina 05:48 WIB | Jumat, 03 Juni 2016

Bersyukurlah!

Bila hujan tak datang... maka inilah musim kerontang... Debu terbang lalu lalang... mengacau aku memandang... Meski aku mau hujan datang... tak bolehlah aku menentang...
Bersyukur (foto: istimewa)

SATUHARAPAN.COM – Tujuh bulan terakhir, saya terlibat sebagai subjek penelitian tim dokter spesialis Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat dr. Sardjito Yogyakarta. Penelitian ini berkaitan dengan pengembangan obat bagi pasien Systemic Lupus Erithematosus (SLE). Semacam kemoterapi, obat berujud cairan dengan takaran tertentu yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui pembuluh darah. Nama obatnya Belimumab, memang masih dalam tahap uji coba, keberhasilan dan kegagalan sama-sama tidak ada yang tahu.

Namun, saya memilih ikut serta dengan segala kemungkinannya. Membawa harapan agar dosis obat oral reguler saya yang sudah 5 tahun terakhir stagnan bisa direduksi. Bersyukur karena kemoterapi berjalan lancar, beragam model efek samping yang dituliskan dalam proposal tidak terjadi pada saya. Saya baik-baik saja.

Kontrak sebagai subjek penelitian adalah satu tahun persis. Dan pada bulan ketujuh ini, sejujurnya saya sudah bosan. Efek besar yang saya harapkan, yakni pengurangan dosis obat oral reguler tak kunjung terealisasi. Tubuh saya masih bergantung pada dosis yang sama. Rasa-rasanya ingin sekali kabur, berhenti di tengah proses penelitian ini.

Dasar kurang bersyukur. Sebenarnya walau efek yang saya inginkan belum tercapai, saya pun merasakan manfaat positif kemoterapi ini. Mual dan muntah yang dulu rutin bertandang, kini absen. Nyeri otot (fibromyalgia) yang mengharuskan saya memboroskan obat gosok setiap malam, kini juga absen. Dulu saya sering sulit untuk segera terlelap dan cenderung insomnia, kini memiliki jam tidur yang lebih berkualitas.

Ya, proses itu berjalan. Tidak serta-merta instan menuju pada target yang kita canangkan. Syukur pada hal-hal sepele agaknya tidak banyak dianut orang pada zaman modern ini. Ukuran yang kita targetkan memang harus besar, tetapi apa yang kita sebut besar itu kan terdiri dari banyak komponen mini. Bila yang kecil tercecer dan terabaikan, maka bukan tak mungkin yang besar tidak terbentuk.

 

Bila hujan tak datang...  tak lantas girangku terhalang...

Aku riang-riang di hari siang... goyang diganyang surya garang...

Sedang kala malam menerjang... ku pasang asa di bintang-bintang...

Editor : Yoel M Indrasmoro


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home