Loading...
EKONOMI
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja 17:24 WIB | Selasa, 04 Agustus 2015

BI Siap Intervensi Pasar Jaga Stabilitas Rupiah

Menko Perekonomian Sofyan Djalil (ketiga kanan) berbincang dengan Menteri ESDM Nurdiman Said (kiri), Menko Kemaritiman Indroyono Soesilo (kedua kiri) Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo (ketiga kiri), Menkeu Bambang Brodjonegoro (kedua kanan) dan Menteri PPN/ Kepala Bappenas Andrinof Chaniago memberikan keterangan kepada wartawan usai rapat koordinasi dengan pemerintah dan Bank Indonesia (BI) dalam Forum Round Table Policy Dialogue di Gedung BI, Jakarta, Selasa (4/8). Pemerintah dan BI sepakat terus memperkuat koordinasi kebijakan moneter, fiskal dan reformasi struktural untuk menjaga stabilitas makro ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. (Foto: Antara)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan, BI akan senantiasa memantau perkembangan nilai tukar rupiah di pasar dan siap melakukan intervensi secara terukur apabila diperlukan untuk menjaga stabilitas kurs rupiah.

"BI akan selalu ada di pasar untuk menjaga rupiah dan intervensi selalu siap kami lakukan dari waktu ke waktu dan dapat terlihat dari menurunnya cadangan devisa kita," ujar Agus saat jumpa pers di Jakarta, hari Selasa (4/8).

Agus menuturkan rata-rata depresiasi rupiah sejak akhir tahun 2014 hingga saat ini sekitar 8,5 persen (ytd), sedangkan secara bulanan atau month-to-date (mtd) berada di bawah satu persen. 

Menurut Agus, rata-rata tersebut relatif lebih baik apabila dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan regional.

"Bandingkan dengan month to date di Singapura dan Malaysia serta negara-negara Asean lain yang lebih dari satu persen (mtd)," kata Agus.

Sementara itu, secara year to date, depresiasi mata uang rupiah juga lebih baik dibandingkan negara lain di regional dan dunia yang mencapai di atas 10 persen (ytd) bahkan lebih dari 15 persen (ytd).

Menurut Agus, faktor utama pemicu depresiasi rupiah adalah sentimen global, terutama pernyataan Bank Sentral AS The Federal Reserve soal rencana kenaikan suku bunga AS. 

Selain itu, pelemahan rupiah juga turut dipengaruhi oleh persepsi pasar terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia yang melambat.

"Tetapi, Semester II-2015 kita akan mempunyai pertumbuhan ekonomi di atas lima persen. Kami yakin ini merupakan kondisi yang baik," ujar Agus. (Ant)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home