Loading...
INSPIRASI
Penulis: Suyito Basuki 01:00 WIB | Kamis, 10 April 2014

Budaya Melanggar Larangan

Dilarang Parkir! (foto: istimewa)

SATUHARAPAN.COM – Peringatan  terhadap bahaya merokok sekarang ini lebih dahsyat.  Kalau sebelumnya, dinyatakan bahwa merokok berbahaya, antara lain  dapat menyebabkan kanker dan mengganggu janin dalam kandungan, sekarang ini peringatannya: merokok dapat membunuhmu!  Di sisi kiri peringatan itu ada gambar seorang lelaki dewasa yang tengah mengembuskan asap rokoknya dan di sisi agak atas laki-laki itu ada gambar 2 buah tengkorak manusia!

Meski peringatannya sungguh sarkastis, tetapi tetap saja orang merokok.  Yang  menyedihkan adalah, orang dengan tidak pernah merasa bersalah merokok di tengah kerumunan publik, di angkutan umum padat penumpang.  Bahkan menurut cerita seorang rekan, saat bus masuk ke areal SPBU untuk isi BBM pun para penumpang masih mengepulkan asap rokok dari mulutnya.  Rekan tadi, karena melihat bahaya yang bisa terjadi, kemudian menegur sesama penumpang yang merokok tersebut.  Jawaban yang keluar dari mulut bau rokok tersebut sangat ironis: ”Nggak apa-apa, sopirnya juga ngrokok….”

Masyarakat saat ini cenderung masa bodoh dengan aturan dan larangan.  Adagium ”banyak aturan, banyak pelanggaran” seolah menjadi pembenaran pelanggaran.  Tidak heran kalau pelanggaran terjadi di mana-mana dan korupsi merajalela.  Tidak mengherankan pula, jika KPU menemukan banyak pelanggaran dalam masa kampanye lalu.

Jika kebudayaan melanggar aturan menjadi biasa, bagaimana keluarga akan mencapai kedamaian dan kesejahteraan.  Bayangkan: istri yang melihat suaminya selingkuh, kemudian ia tidak terima, ia pun juga menjalin perselingkuhan dengan laki-laki lain.  Orangtua pun tidak melakukan aturan yang baik dalam merawat dan membesarkan anak-anak mereka.  Anak-anak akan menjadi anak yang kurang kasih sayang dan didikan.  Mereka akan berbuat sesuka hati mereka sendiri, baik kepada diri sendiri maupun kepada orangtua ketika mereka besar nanti.

Akhirnya masyarakat akan menjadi kacau karena keluarga amburadul.  Masyarakat yang kacau akan memberi kontribusi terselenggaranya pemerintahan yang tidak ideal.  Hubungan kausalitas semacam itu dapat dikembangkan lagi dan akhirnya kita mendapatkan hasil buruk yang mencengangkan. Hanya gara-gara budaya melanggar larangan!

 

Editor: ymindrasmoro

Email: inspirasi@satuharapan.com


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home