Loading...
BUDAYA
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 20:45 WIB | Minggu, 14 Agustus 2016

Cara Roni Bachroni Hidupkan Kembali Pahlawan di Masa Lalu

Cara Roni Bachroni Hidupkan Kembali Pahlawan di Masa Lalu
Pameran foto pahlawan nasional di Lobby Shinta Grand Indonesia, Jakarta Pusat, hari Jumat (12/8). (Foto-foto: Diah A.R)
Cara Roni Bachroni Hidupkan Kembali Pahlawan di Masa Lalu
Fotografer Roni Bachroni (ketiga kanan) dalam konferensi pers "A Frame For Life: Untuk Indonesia Cerdas” di lantai dasar Grand Indonesia Lobby Shinta East Mall.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Seorang fotografer profesional, Roni Bachroni ‘menghidupkan’ kembali pahlawan di masa lalu melalui karyanya yang ia tuangkan dalam bentuk pameran fotografi bertajuk “A Frame For Life: Untuk Indonesia Cerdas” di lantai dasar Grand Indonesia Lobby Shinta East Mall.

Selain bertepatan dengan peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus mendatang, pameran ini juga bertujuan untuk mendukung Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (GNOTA) dan Bakti Pendidikan Djarum Foundation.

Pameran foto ini bekerja sama dengan 71 publik figure sebagai model foto yang akan merepresentasikan tokoh ikonik dan pahlawan nasional. Roni menggandeng dua fashion stylist yaitu Hagai Pakan dan Alva Soesilo.

“Sekarang, banyak di antara kita sudah enggak tahu lagi dengan pahlawan nasional Indonesia,” kata dia saat konferensi pers di Lobby Shinta Grand Indonesia, Jakarta Pusat, hari Jumat (12/8).

“Melalui karya foto ini saya ingin mengingatkan kembali siapa yang sudah berjuang untuk kemerdekaan Indonesia.”

Roni memerlukan waktu kurang dari satu bulan dalam mengerjakan proyek ini. Beberapa artis yang ikut dalam pemotretan ini adalah Junior Liem, Putri Titian, Dinda Kanya Dewi, Mikha Tambayong dan Marcello Tahitoe.

Ada tiga konsep yang ditawarkan dalam pameran tersebut. Pertama adalah figur pahlawan nasional yang direpresentasikan oleh aktor/aktris. Seperti Nadine Chandrawinata sebagai Cristina Martha Tiahahu yang merupakan pejuang perempuan dari Maluku dan Marcello Tahitoe sebagai Sultan Hasanudin yang merupakan pahlawan nasional dari Makasar.

Kemudian, konsep yang kedua adalah Tut Wuri Handayani yang menggambarkan kedekatan senior dan yunior dalam satu foto.

Konsep ketiga yaitu publik figur sebagai pribadi diri sendiri. Contohnya adalah Joko Anwar yang merupakan inspirasi dalam dunia film dan aktris film Ada Apa dengan Cinta, Sissy Priscillia.

Beberapa publik figur menuliskan opini mereka tentang pendidikan.

“Bangsa yang berbudaya belum lengkap tanpa ditunjang pendidikan yang baik,” kata Prisia Nasution dalam salah satu fotonya.

Selain Prisia, Putri Titian juga menuangkan pendapatnya tentang pendidikan. “Akar permasalahan bangsa ini bisa diatasi dengan pendidikan yang merata,” kata dia.

Roni menyatakan hasil penjualan dari foto dalam pamerannya kali ini akan disumbangkan kepada GNOTA untuk membantu program-programnya mencerdaskan kehidupan bangsa. 

Pameran ini akan berlangsung hingga tanggal 21 Agustus 2016.

Selain menggelar pameran foto, Grand Indonesia juga mengadakan konser mini untuk para pengunjung pada tanggal 17 Agustus 2016 mendatang yaitu “Harp Ensemble by Heidy Awuy School” di Fountain Atrium West Mall Grand Indonesia pukul 17.00 WIB.

Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home