Loading...
RELIGI
Penulis: Francisca Christy Rosana 15:58 WIB | Jumat, 31 Oktober 2014

Diskusi WCC Dorong Kolaborasi Antarorganisasi Ekumenis

"Pendekatan berbasis HAM membantu mengubah struktur yang menciptakan ketimpangan. Pembangunan hanya dapat bekerja jika kita melakukannya dengan pendekatan berbasis hak."
Dr Isabel Apawo Phiri, asosiasi Sekretaris Umum WCC untuk Saksi Publik dan Diakonia di Punta Cana, Republik Dominika. (Foto: oikoumene.org)

PUNTA CANA, SATUHARAPAN.COM – Peningkatan kerjasama antara Dewan Gereja Dunia (WCC) dan ACT Alliance untuk mengatasi ancaman perubahan iklim dan pendekatan berbasis hak asasi manusia terhadap pembangunan sangat ditekankan dalam pertemuan kedua Majelis Aliansi ACT di Punta Cana, Republik Dominika.

Dilansir dari laman oikoumene.org pada Kamis (30/10), setelah menyimpulkan pada Jumat (24/10) pekan lalu, ACT Alliance menetapkan tema "Bergandengan tangan, penuh kehidupan dan martabat untuk semua".

Dr Isabel Apawo Phiri, asosiasi Sekretaris Umum WCC untuk Saksi Publik dan Diakonia menekankan perlunya meningkatkan hubungan antara gereja dan pelayanan khusus.

Pelayanan khusus yang dimaksudkan adalah mitra program atau pendanaan WCC di bidang pembangunan, bantuan darurat, hak asasi manusia, keadilan iklim, dan advokasi.

ACT Alliance adalah kelompok kementerian khusus yang dibentuk oleh sekitar 140 gereja dan organisasi yang berafiliasi dengan proyek-proyek kemanusiaan dan pembangunan di seluruh dunia.

"Pekerjaan ACT Alliance didasarkan pada fondasi teologis berdasarkan aspek diakonia gereja, menerapkan visi pelayanan Kristen," kata Phiri. Visi ini berfungsi sebagai dasar pencapaian misi umum ACT Alliance dan WCC.

"Saya sangat senang melihat penegasan visi ini dari Dr Sushant Agrawal, moderator baru dari ACT Alliance," katanya.

ACT Alliance dan WCC telah bekerja bersama-sama meningkatkan upaya mengatasi perubahan iklim.

Dr Julia Duchrow, kepala Hak Asasi Manusia dan Hak Asasi Manusia dan Meja Perdamaian Brot for die Welt (Roti untuk Dunia) berbagi pandangannya tentang pembangunan dan hak asasi manusia.

"Pendekatan berbasis HAM membantu mengubah struktur yang menciptakan ketimpangan. Pembangunan hanya dapat bekerja jika kita melakukannya dengan pendekatan berbasis hak," ujarnya.

Duchrow menjelaskan Meja Perdamaian Brot for die Welt (Roti untuk Dunia) memiliki sekitar 3.000 mitra di seluruh dunia.

"Setelah menghadiri dua peristiwa ini, saya merasa kita sepakat bagaimana ACT Alliance dan WCC dapat memainkan peran yang lebih kuat dalam menciptakan pemahaman dan kepercayaan yang lebih baik," katanya.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home