Loading...
HAM
Penulis: Equivalent Pangasi 13:11 WIB | Rabu, 19 Maret 2014

Eksploitasi Anak Melalui Situs Porno, 14 Pria Ditangkap

Ilustrasi eksploitasi anak melalui internet, dipresentasikan oleh Donny Budi Utoyo (aktivis internet sehat). (Foto: Equivalent Pangasi)

WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM – Pemerintah Amerika Serikat (AS) pada Selasa (18/3) mengatakan 14 pria ditangkap karena terlibat eksploitasi 251 anak dalam situs pornografi berlangganan, demikian dikutip MSN News dari Reuters.

Dari 251 korban, 243 di antaranya anak laki-laki berusia tiga hingga 17 tahun yang berasal dari 39 negara bagian AS dan 23 di antaranya berasal dari Inggris, Kanada, Selandia Baru, Australia, dan Belgia.

“Tidak pernah sebelumnya dalam sejarah lembaga ini kami menemukan korban sebanyak ini dalam penyelidikan kasus eksploitasi anak,” ujar Daniel Ragsdale, wakil direktur Immigration and Customs Enforcement (ICE).

Manajer program ICE Cyber Crime Center James Kilpatrick mengatakan, “situs pornografi itu telah memiliki 27.000 pelanggan yang banyak di antaranya telah didakwa untuk kasus-kasus individual.”

Kilpatrick tidak memiliki angka pasti tentang berapa banyak pelanggan yang diduga telah ditangkap atas tuduhan yang lebih ringan. Namun, ia menyebut sedikitnya 300 orang di AS dan di luar negeri berada di bawah penyelidikan.

Situs pornografi itu merupakan layanan tersembunyi yang menggunakan jaringan Tor, ungkap penyelidik. Layanan yang diberikan situs itu misalnya video para anak laki-laki yang tergoda untuk merekam dirinya sendiri.

Tor merupakan suatu jaringan yang memungkinkan penggunaan akun anonim dan mampu menyembunyikan lokasi pengguna.

Sebelumnya jaringan itu pernah dimanfaatkan oleh penjahat untuk melakukan transaksi online. Pada 2012, FBI menutup sebuah toko obat online yang dikenal dengan nama “The Farmers Market”. Toko tersebut menggunakan jaringan Tor untuk memungkinkan penjualan obat-obatan terlarang secara anonim.

Sementara itu, orang yang berada di balik situs pornografi itu, Jonathan Johnson (27) mengaku telah menciptakan sosok perempuan palsu untuk memikat anak laki-laki dan membuat mereka merekam video diri mereka sendiri.

Berdasarkan pernyataan Departemen Pertahanan dan Keamanan AS, situs tersebut paling tidak menyediakan 2.000 video. Selain itu, 27.000 pelanggan situs tersebut bisa berbagi video dengan bebas karena kemampuan Tor untuk menyembunyikan identitas dan lokasi pengguna. (msn.com/cnet.com)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home