Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 20:03 WIB | Senin, 18 November 2019

Iran Tuduh MEK Dorong Aksi Protes, 40 Orang Tewas

Aksi Protes di Iran yang menentang kenaikan harga Minyak sebesar 50 persen. (Foto: dari AFP)

TEHERAN, SATUHARAPAN.COM-Setidaknya 40 orang telah terbunuh di Iran sejak protes anti-pemerintah meletus di seluruh negara itu pada hari Jumat. Namun pihak berwenang hanya mengkonfirmasi hanya tiga orang yang tewas dalam protes anti pemerintah, berkaitan dengan kenaikan harga minyak.

Sebuah laporan oleh situs web oposisi, Radio Farda, yang mengutip organisasi-organisasi hak asasi manusia dan video di media sosial, menyebutkan setidaknya 40 orang tewas dalam protes tersebut. Sementara beberapa laporan yang dikutip Al Arabiya menyebutkan bahwa jumlah korban tewas setidaknya 13 kali lebih tinggi daripada klaim resmi pemerintah.

Dalam situasi protes ini, pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, pada hari Minggu dengan hati-hati menyatakan mendukung keputusan pemerintah untuk menaikkan harga minyak sebesar 50%. Dia berbicara setelah protes meluas selama beberapa hari. Dia menyebut mereka yang menyerang properti publik selama demonstrasi adalah "penjahat" dan menandakan bahwa kemungkinan tindakan keras akan dilakukan.

Pemerintah Iran juga menutup akses internet di seluruh negara yang berpenduduk 80 juta orang itu untuk menghentikan demonstrasi yang terjadi di 100 kota besar dan kecil. Itu membuatnya semakin sulit untuk mengukur apakah kerusuhan masih berlanjut.

Menurut laporan AP, gambar yang diterbitkan oleh media pemerintah dan semi-resmi menunjukkan skala kerusakan pada  pompa bensin, kantor bank, dan kendaraan yang terbakar dan jalan yang dipenuhi puing-puing.

Sejak kenaikan harga minyak, para demonstran telah meninggalkan mobil di sepanjang jalan raya utama dan bergabung dengan protes massa di ibu kota Iran, Teheran, dan di tempat lain. Beberapa protes berubah menjadi kekerasan, dengan para demonstran membakar properti ketika terdengar suara tembakan.

Pihak berwenang Iran pada hari Minggu menyebutkan jumlah korban tewas dalam kekerasan menjadi setidaknya tiga. Penyerang yang menargetkan kantor polisi di kota barat Kermanshah pada hari Sabtu menewaskan seorang perwira, menurut kantor berita IRNA yang dikelola negara, hari Minggu (17/11).

Seorang anggota parlemen mengatakan orang lain terbunuh di pinggiran kota Teheran. Sebelumnya, seorang pria dilaporkan tewas pada hari Jumat di Sirjan, sebuah kota sekitar 800 kilometer (500 mil) tenggara Teheran.

Tuduhan Pada MEK

Dalam pidato yang disiarkan pada hari Minggu oleh televisi pemerintah, Ayatollah Ali Khamenei mengatakan tentang korban tewas dan rusaknya properti publik. Dia menyebut para pengunjuk rasa sebagai "penjahat" yang didukung oleh kontra-revolusioner dan musuh asing Iran.

Khamenei secara khusus menyebut mereka bersekutu dengan keluarga almarhum Shah Iran, yang digulingkan 40 tahun lalu, dan kelompok pengasingan yang disebut Mujahedeen-e-Khalq (MEK). MEK menyerukan penggulingan pemerintah Iran dan mendapatkan dukungan pengacara pribadi Presiden Donald Trump, Rudy Giuliani.

“Membakar bank bukanlah tindakan yang dilakukan oleh rakyat. Ini dilakukan penjahat,'' kata Khamenei. Khamenei dengan hati-hati menyatakan mendukung keputusan Presiden Iran Hassan Rouhani yang relatif moderat dan yang lainnya untuk menaikkan harga bahan bakar minyak. Namun Khamenei mendiktekan kebijakan nuklir negara itu di tengah-tengah ketegangan dengan Amerika Serikat, karena membatalkan kesepakatan nuklir tahun 2015 dengan kekuatan dunia. Pernyataan itu untuk menyebut bahwa dia bukan "pakar" tentang  subsidi minyak.

Khamenei memerintahkan agar pasukan keamanan “untuk melaksanakan tugas mereka” dan warga negara Iran diminta menjaga jarak dengan para demonstran. Kementerian Intelijen Iran mengatakan telah mengidentifikasi pelaku utama kerusuhan, dan akan mengambil tindakan.

Ini peringatan seperti protes ekonomi pada akhir 2017 hingga 2018 dalam kaitan sengketa pemilihan presiden 2009. Polisi dan Basij (paramiliter sukarelawan dan Garda Revolusi) menyambut protes dengan reaksi keras.

Laporan Kantor berita semi-resmi, Fars, yang dekat dengan Garda Revolusi, menyebut jumlah pemrotes di lebih dari 87.000 orang. Mereka menjarah sekitar 100 bank dan toko, dan sekitar 1.000 orang ditangkap.

Bensin Termurah di Dunia

Protes itu meningkatkan tekanan pada pemerintah Iran yang menghadapi sanksi AS yang mencekik ekonomi Iran, sejak Presiden AS, Donald Trump secara sepihak menarik Amerika dari perjanjian nuklir lebih dari setahun yang lalu.

Kemarahan rakyat juga terkait tabungan yang menipis dan lapangan kerja makin sulit, sedangkan nilai tukar mata urang Iran, Rial terus menurun. Presiden Hassan Rouhani juga menghadapi risiko politik menjelang pemilihan presiden dan parlemen Februari mendatang.

Bensin murah praktis dianggap sebagai hak lahir di Iran yang memiliki cadangan minyak mentah terbesar keempat di dunia. Namun selama  puluhan tahun mengalami kesengsaraan ekonomi sejak Revolusi Islam 1979. Bensin di negara itu tetap di antara yang termurah di dunia, dengan harga baru yang melonjak 50% harganya menjadi 15.000 real per liter. Itu setara dengan 13 sen dolar AS ( atau kurang dari Rp 2.000) per liter. Atau sekitar 50 sen dolar AS (sepadan dengan Rp 7.200) per galon. Bandingkan dengan satu galon bensin reguler di AS harganya 2,60 dolar AS (atau sekitar Rp 37.000).

Iran memberlakukan penjatahan bensin dan menaikkan harga setidaknya 50 persen pada hari Jumat. Kenaikan itu sebagai langkah yang bertujuan membantu warga yang membutuhkan dengan pemberian subsidi uang tunai. Namun protes rakyat segera meletus di Iran sejak keputusan itu diumumkan.

Tutup Akses Internet

Akses internet Iran menghadapi gangguan dan penutupan pada hari Jumat malam hingga Sabtu, menurut kelompok NetBlocks, yang memantau akses internet di seluruh dunia. Pada Sabtu malam, konektivitas turun menjadi hanya 7 persen dari tingkat biasa.

"Gangguan yang sedang berlangsung adalah yang paling parah yang tercatat di Iran sejak Presiden Rouhani berkuasa, dan pemutusan paling parah yang dilacak oleh NetBlocks di negara mana pun dalam hal kompleksitas teknis dan luasnya," kata kelompok itu, dikutip AP. Perusahaan internet Oracle menyebutnya "penutupan internet terbesar yang pernah diamati di Iran."

Kantor berita semi-resmi ISNA melaporkan hari Minggu bahwa Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran memerintahkan “pembatasan akses'' ke internet secara nasional, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Reaksi Keras

Pasukan keamanan menembaki pengunjuk rasa dari atap gedung pada hari Minggu di kota Javanrud, menewaskan sedikitnya empat orang, menurut  jaringan hak asasi manusia Kurdistan yang melaporkan di akun Twitter.

Enam orang lagi terbunuh pada hari Sabtu, dan "antara satu hingga empat" orang pada hari Minggu di Mariwan di provinsi Kurdistan, jurnalis yang berbasis di Mariwan, Adnan Hassanpour mengatakan kepada Radio Farda, yang dikutip Al Arabiya. Seorang pria juga ditembak di kepala, mungkin oleh penembak jitu, di Mariwan pada hari Minggu, katanya.

Di provinsi barat daya Khuzestan, setidaknya 13 orang telah tewas sejak Jumat, kata aktivis hak asasi manusia Ahwazi yang berbasis di London, Karim Dehimi, dalam sebuah wawancara dengan Radio Farda.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home