Loading...
HAM
Penulis: Bayu Probo 19:22 WIB | Rabu, 15 April 2015

ISIS Culik 120 Anak dari Sekolah untuk Dicuci Otak

Pengungsi dari Albu Faraj di sebuah shelter yang dijadikan ruang kelas sekolah darurat di Ramadi, Irak, Sabtu (11/4) Ratusan keluarga mengungsi dari Albu Faraj, utara Ramadi, setelah ISIS merangsek rumah polisi dan membunuh 15 anggota keluarga. (Foto: Reuters)

MOSUL, SATUHARAPAN.COM – Militan Negara Islam (Islamic State of Iraq and Syria/ISIS) yang menguasai Mosul, Irak, menculik 120 anak dari sekolah mereka pada Minggu (12/4). Mereka menggerebek beberapa sekolah di berbagai lingkungan kota dan mencari anak-anak untuk dikirim ke kamp-kamp pelatihan.

Dua hari sebelum peringatan satu tahun penculikan Boko Haram terhadap 276 siswi dari kota Chibok, Nigeria, oleh kelompok militan Boko Haram sekutunya, ISIS menyerbu ke sekolah-sekolah di lingkungan selatan dan barat Mosul dan menculik murid-murid.

“ISIS menculik 120 anak berusia antara 12 sampai 15 tahun dari sekolah mereka di distrik Qayyarah, Syura, Badush, Baaj selatan, dan barat kota Mosul,” kata sumber yang tidak disebutkan namanya Irak seperti dikutip oleh IraqiNews.com.

Video dirilis ISIS yang menunjukkan proses pelatihan
anak-anak di kamp militer mereka.

Menurut sumber yang diwawancarai The Times of Israel, anak-anak itu yang dimuat ke truk militer dan kemungkinan besar dibawa ke kamp-kamp pelatihan ISIS.

Walaupun masih belum jelas ke mana anak-anak dibawa, Times melaporkan bahwa sejumlah laporan lokal menyebutkan anak-anak diangkut ke kamp-kamp pelatihan teror ISIS tempat mereka akan dilatih untuk melayani di kekhalifahan.

Laporan itu menambahkan bahwa anak-anak dari keluarga kaya diharapkan akan ditebus kembali oleh orangtua mereka dengan harga yang cukup besar. Uang tebusan adalah salah satu cara ISIS memperoleh pendapatan.

Seperti dilaporkan sebelumnya oleh The Christian Post, setelah anak-anak dikirim ke kamp pelatihan ISIS, mereka mengalami indoktrinasi Islam radikal.

Pembela hak asasi manusia di Barat telah memberi label indoktrinasi agama ISIS ini sebagai “Pandu Khilafah” program sebagai setara dengan “cuci otak”. Sehingga, anak-anak itu siap untuk berjihad, membunuh kafir, dan melakukan serangan bunuh diri atas nama Islam .

Kamp-kamp pelatihan juga menyajikan latihan tempur ekstrem, militer, dan seni bela diri. Di sana, beberapa anak ditembak sebagai bagian dari pelatihan mereka.

Anak-anak tampaknya telah menjadi titik fokus dari rekrutmen lokal ISIS. Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) merilis sebuah laporan yang menyatakan bahwa Negara Islam telah merekrut sedikitnya 400 anak-anak dan remaja untuk bergabung kamp teror kelompok dari Januari sampai 23 Maret tahun ini.

   Baca juga:

“Mereka menggunakan anak-anak karena mudah untuk mencuci otak mereka,” kata Rami Abdulrahman, kepala SOHR yang berpusat di Inggris mengatakan kepada Reuters. “Mereka dapat membangun anak-anak ini menjadi apa pun yang mereka inginkan. Mereka menghentikan anak-anak itu dari pergi ke sekolah dan mengirim mereka ke sekolah ISIS sebagai gantinya.”

Seiring dengan penculikan anak-anak dari kelas mereka, ISIS telah dikenal untuk menutup atau menginstal kurikulum agama baru di sekolah-sekolah dalam wilayah mereka di Irak dan Suriah.

Pada 14 April, saat peringatan satu tahun penculikan 276 siswi oleh kelompok afiliasi ISIS di Nigeria, Boko Haram, 219 anak perempuan masih tetap hilang. Aktivis percaya bahwa gadis-gadis itu sudah dijadikan sebagai pengantin para jihadis atau budak seks. Setidaknya satu gadis Chibok yang berhasil melarikan diri dari militan, hamil empat bulan.

Pada akhir Maret, Boko Haram melakukan penculikan skala besar lain, diduga menculik sedikitnya 500 lebih banyak perempuan dan anak-anak dari kota di timur laut Nigeria Damasak, setelah dipaksa mundur dari kota itu pada hari-hari sebelumnya. (christianpost.com)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home