Loading...
SAINS
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 19:53 WIB | Selasa, 04 Februari 2014

Jadi Tamu di Frankfurt Book Fair 2015, Pemerintah Indonesia Masih Kesulitan Mempersiapkan Diri

Dari kiri ke kanan, Claudia Kaiser, Juergen Boss, Prof. Ir. Wiendu Nuryanti, M. Arch, PhD, Simone Buehler, Christel Mahnke. (foto: Diah Anggraeni Retnaningrum)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Menindaklanjuti persiapan dan perkembangan pemerintah Indonesia saat terpilih menjadi “Guest of Honour” atau Tamu Kehormatan (GoH) di Frankfurt Book Fair (FBF), Jerman, Goethehaus menggelar kembali acara Sharing Session 3 Frankfurt Book Fair 2015, Senin (6/2). Pemerintah, melalui Wakil Menteri Pendidikan, mengakui masih kesulitan dalam mempersiapkan diri.

Acara yang dimulai pada pukul tujuh malam tersebut dihadiri oleh Juergen Boss sebagai Presiden FBF, Prof. Ir. Wiendu Nuryanti, M. Arch, PhD sebagai Wakil Menteri Bidang Kebudayaan, Claudia Kaiser sebagai wakil presiden dan pengembangan bisnis FBF dan Simone Buehler sebagai Guest of Honour Team FBF.

Pada Sharing Session tersebut para pembicara mempresentasikan seputar FBF seperti kesiapan pemerintah Indonesia, keuntungan menjadi GoH dan bagaimana mengatasi kerja komite dimana Wamenbud tidak lagi menjabat sebagai Wamen pada tahun 2015.

Tantangan Indonesia dalam FBF 2015

Menjadi tamu kehormatan di FBF tidaklah mudah. Banyak yang harus dipersiapkan seperti dana, penulis, ketersediaan buku dan sumber daya manusia. Wamenbud, Wiendu menyatakan bahwa saat ini yang menjadi kesulitan terbesar adalah sumber daya  manusia yang mau bekerja dengan hati. “Sangat sulit untuk mencari orang yang bekerja dengan hati,” kata dia kepada satuharapan.com.

Menurutnya, kesuksesan suatu acara tergantung dari kerjasama yang baik dalam kelompok. Saat ini ia mengaku masih mencari orang-orang yang tepat untuk bisa menjalankan rencana ini.

Tujuan Utama dalam FBF 2015

Wiendu juga menyatakan bahwa tujuan utama Indonesia mau ditunjuk sebagai GoH adalah untuk menunjukan sisi-sisi intelektual Indonesia dan diplomasi budaya. Dengan kekayaan Indonesia akan budaya, seharusnya dapat membuat masyarakat dunia tahu Indonesia baik dalam sastra seni, kebudayaan dan pendidikan.

Estafet Kepemimpinan

Pada periode 2015 mendatang, Wiendu tidak lagi menjabat sebagai wakil menteri. Namun, dia mengaku sudah memperhitungkan semuanya agai FBF ini tetap berjalan. Dia sudah menunjuk Agus Maryono sebagai orang yang dipercaya untuk mengoordinasi semua hal yang berkaitan dengan FBF. Dia juga menyatakan bahwa semua urusan tentang FBF terkait dana dan perizinan sudah selesai diurus. Hingga pemimpin yang akan datang hanya tinggal melanjutkan program yang ada.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home