Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 12:15 WIB | Jumat, 09 Desember 2016

Kasus Zika Harus Ditangani sebagai Masalah Jangka Panjang

Ilustrasi : nyamuk aedes aegypti pembawa virus zika (Foto: voaindonesia.com)

JENEWA, SATUHARAPAN.COM - Sedikit yang diketahui tentang virus zika, ketika WHO menyatakan penyakit itu sebagai darurat kesehatan masyarakat internasional pada bulan Februari. Sejak itu, lembaga PBB itu menyadari bahwa virus akan terus menyebar dan menyebabkan mikrosefalus, kelainan otak pada bayi yang baru lahir.

Direktur Eksekutif Program Kesehatan Darurat WHO, Peter Salama mengatakan, banyak hal tentang virus itu masih belum diketahui dan perlu diselidiki. Jadi ia mengatakan, program darurat itu akan diubah menjadi program kerja menengah dan jangka panjang, yang akan menanggapi banyak isu yang belum terselesaikan.

"WHO akan terus bekerja sama dengan negara-negara, sehingga mereka akan sangat siap menghadapi prioritas kesehatan masyarakat yang akut ini dengan alat-alat baru, data yang lebih baik dan dengan masukan ilmiah terbaik ketika kita secara kolektif belajar lebih banyak tentang ancaman kesehatan masyarakat ini," kata Salama.

Anthony Costello, Direktur WHO untuk Kesehatan Ibu, Bayi, Anak dan Remaja mengatakan, bahwa zika tidak lagi merupakan keadaan darurat kesehatan masyarakat secara resmi, tetapi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang jadi keprihatinan besar bagi dunia.

"Enam puluh sembilan negara telah melihat virus zika muncul dalam dua tahun terakhir. Kita berbicara tentang virus yang menyebabkan kerusakan otak dan berpotensi cacat seumur hidup, yang merupakan pukulan besar bagi keluarga. Kita tahu di Brasil, di mana masalah ini pertama kali muncul, bahwa sekarang ada 2.100 kasus yang telah dikukuhkan, tetapi ada banyak lain yang masih diselidiki. Dan kalau tren ini berlanjut, kami perkirakan seribu kasus lain akan muncul," katanya.

Organisasi Kesehatan Dunia, telah meminta $112 juta (Rp 1,4 triliun ) untuk melaksanakan program zika sampai tahun depan. Sejauh ini, mereka baru menerima $50 juta (Rp 666 miliar). WHO mengatakan, pihaknya akan memperluas skala pekerjaannya untuk membantu negara-negara melawan virus zika.

Dikatakannya, WHO akan membantu mereka menyiapkan sistem pengawasan, sehingga mereka dapat melacak dan mendeteksi virus dengan lebih baik. Dan WHO juga akan bekerja sama dengan negara-negara untuk mengembangkan dan memperkuat rencana tanggap nasional mereka.  (voaindonesia.com)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home