Loading...
INDONESIA
Penulis: Melki Pangaribuan 09:13 WIB | Kamis, 05 Desember 2019

Kaum Muda Diminta Aktif Dalam Demokrasi Digital-Konvensional

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar bersama delegasi anak muda dari berbagai negara berfoto usai diskusi santai jelang Bali Democracy Forum (BDF) ke-12, di Bali, Rabu (4/12/2019) malam. (Foto: Antara)

BALI, SATUHARAPAN.COM - Generasi muda harus aktif dalam demokrasi era baru yang menggunakan teknologi digital serta tidak lupa untuk menuangkan pendapat secara langsung dalam demokrasi konvensional, menurut Wakil Menteri Luar Negeri RI Mahendra Siregar.

Dalam  diskusi santai dengan 113 delegasi anak muda berbagai negara untuk Forum Demokrasi Bali (Bali Democracy Forum/BDF) ke-12 di Bali, Rabu (4/12) malam, Mahendra mendorong anak muda yang giat di media sosial untuk menyalurkan hak pilih di kotak suara.

"Sebagian anak muda berpikir ketika sudah sangat aktif di dunia digital, mereka bisa mengabaikan pentingnya mengkomunikasikan dan mewujudkan hak demokrasi mereka secara konvensional," ujar Mahendra.

Dia mengambil contoh dalam pelaksanaan referendum Brexit di Inggris, di mana anak muda yang memberikan hak suara hanya sekitar 33-34 persen saja, sementara kecenderungan mereka membicarakan isu tersebut di dunia maya cukup tinggi.

"Mereka semacam kehilangan momen untuk ambil bagian dalam proses pengambilan keputusan yang barangkali sangat penting itu," kata Mahendra menambahkan.

Secara umum mengenai pelaksanaan demokrasi digital, menurut Mahendra, terdapat beberapa pandangan berbeda dari anak muda.

"Ada yang melihat itu sebagai suatu kesempatan yang makin besar untuk bisa berpartisipasi dalam demokrasi, sebaliknya ada juga yang melihat itu dengan pandangan yang lebih khawatir karena penyalahgunaan platform digital tersebut," kata dia.

Hyacynthia Kesuma, delegasi asal Indonesia, termasuk anak muda dalam kategori kedua. Ia mengaitkan demokrasi digital di Indonesia dengan Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).

"Anak muda diminta untuk speak out di media sosial, tetapi ada banyak regulasi yang membuat kami bisa dengan mudah dituntut kalau bicara sesuatu yang tidak sesuai. Jadi, yang disebut free public speaking nyatanya tidak terlalu bebas untuk kami," ujar Hyacynthia. (Ant)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home