Loading...
BUDAYA
Penulis: Moh. Jauhar al-Hakimi 00:33 WIB | Kamis, 15 Juni 2017

Lima Perupa Gelar Pameran "Liquid Colour"

Lima Perupa Gelar Pameran "Liquid Colour"
Dengan latar belakang lukisan "1000 Untuk Nusantaraku", Fataji Susiadi (kanan) memainkan instrumen musik marimba dalam pembukaan pameran "Liquid Colour" di di Bentara Budaya Yogyakarta, Jalan Suroto No. 2 Yogyakarta, Rabu (14/6) sore. (Foto-foto: Moh. Jauhar al-Hakimi)
Lima Perupa Gelar Pameran "Liquid Colour"
Roadyn Choerodin (baju hitam) memberikan penjelasan karya lukisan kepada Yani Sapto Hudoyo saat pembukaan pameran "Liquid Colour".

YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Lima perupa dengan gaya lukisan realis-surealis dalam karyanya menggelar pameran bersama dengan tema "Liquid Colour"di Bentara Budaya Yogyakarta. Kelima perupa tersebut adalah Andi Miswandi, C. Roadyn Choerodin, Endro Banyu, Mujiharjo, dan Sigit Raharjo.

Pameran dibuka oleh pemilik galeri seni Sapto Hudoyo, Yani Sapto Hudojo Rabu (14/6) sore di pelataran Bentara Budaya Yogyakarta.

"Lima perupa menyajikan karya yang mewakili unsur-unsur di alam: air, tanah, logam, api, dan kayu." kata musisi-pengajar perkusi ISI Yogyakarta Fataji Susiadi kepada satuharapan.com.

Kelima unsur alam tersebut bisa dilihat pada karya mereka semisal "Self Potrait" yang menggambarkan potret diri Gusti Nurul (putri KGPAA Mangkunegara VII) dengan nuansa percikan air. Begitupun dengan karya-karya lukisan Mujiharjo dengan susunan batang korek api seolah dalam terpaan angin dalam karya berjudul "Letupan", Menikmati Hidup", ataupun "Bob Blur". Sementara karya Sigit Raharjo berjudul "1000 Untuk Nusantaraku" seolah mewakili unsur air, tanah, tempat asal mula kehidupan, kata Fataji lebih lanjut.

Dalam tulisannya, perupa Yaksa Agus lebih menyoroti realitas dan idealitas kelima perupa dalam berproses menghasilkan karya lukisan. Andi Miswandi misalnya dengan karya rangkaian sendok stainless steel, Endro Banyu dengan sentuhan bening percikan air, Roadyn Choerodin dengan teknik brush stroke-nya pada karya "Penghuni Pertama", Mujiharjo dengan batang korek api adalah gambaran perjalanan masing perupa yang bisa jadi menandai sebuah masa yang dilewatinya.

Yang menarik adalah karya Sigit Raharjo yang melukis wajah anak-anak Indonesia dari berbagai tempat yang dia potret ke dalam karya lukisannya. Setiap anak yang dilukisnya, Sigit memiliki datanya: nama, tempat asal. Sigit memerlukan waktu sekitar sepuluh tahun melengkapi foto anak-anak Indonesia yang dia kumpulkan untuk kemudian dibuat dalam sebuah lukisan dengan kanvas berukuran 185 cm x 500 cm. Sebuah doa dan harapan kelak anak-anak yang dilukisnya menjadi manusia-manusia yang memberi arti penting bagi perjalanan bangsa Indonesia.

Pameran "Liquid Colour" akan berlangsung hingga 21 Juni 2017 di Bentara Budaya Yogyakarta, Jalan Suroto No. 2 Yogyakarta.

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home