Loading...
DUNIA
Penulis: Prasasta Widiadi 08:27 WIB | Rabu, 11 Februari 2015

Mantan Direktur IMF Dituduh Jadi Mucikari PSK Bawah Umur

Dominique Strauss Kahn. (Foto: telegraph.co.uk)

PARIS, SATUHARAPAN.COM – Dominique Strauss Kahn, mantan Direktur Dana Moneter Internasional (IMF) menjalani sidang lanjutan pada Selasa (10/2) atas tudingan asusila.

Jaksa mendakwa mantan bos IMF tersebut ikut berperan dalam mengatur dan mengarahkan prostitusi dalam pesta seks untuk para tokoh dan pejabat penting.

Seperti tertuang di Reuters, Selasa (10/2) Strauss-Kahn mengaku dirinya mengenal pihak-pihak yang hadir dalam pesta yang digelarnya. Namun dia membantah mengetahui wanita-wanita yang juga hadir dalam pesta merupakan wanita pekerja seks komersial.

Dengan tegas, Strauss-Kahn menolak dakwaan mucikari yang dijeratkan kepadanya. Mantan Menteri Keuangan Prancis ini, terancam hukuman maksimal 10 tahun penjara dan denda hingga 1,5 juta euro atau setara 21 miliar rupiah.

Direktur Dana Moneter Internasional (IMF), Dominique Strauss-Kahn ditahan Kepolisian New York (NYPD) pada Mei 2011 dengan tuduhan melakukan pelecehan seksual dan upaya pemerkosaan terhadap seorang pelayan hotel.

Berdasarkan Kepolisian New York (NYPD), Dominique Strauss-Kahn ditangkap di lapangan udara John. F. Kennedy beberapa menit sebelum pesawat Air-France yang ditumpanginya tinggal landas ke Paris. Otoritas keamanan bandara New York menyatakan, penahanan Strauss-Kahn didasari atas permintaan Kepolisian New York. Seorang pelayan hotel tempat Strauss-Kahn menginap melaporkan direktur IMF itu mencoba memerkosanya.

Pada 28 Juni 2011, Christine Lagarde diangkat sebagai Direktur IMF menggantikan Strauss Kahn untuk masa jabatan lima tahun, mulai pada 5 Juli 2011.

Pemerintah Sri Lanka memutus hubungan dengan Dominique Strauss Kahn. Juru bicara pemerintah, Rajitha Senaratne, mengatakan di bawah pemerintahan sebelumnya, Bank Sentral Sri Lanka membayar 750.000 dolar AS kepada perusahaan Strauss-Kahn sebagai penasihat untuk menarik investasi asing.

Tidak jelas apakah masih ada uang yang belum dibayarkan kepada pria berusia 65 tahun tersebut atau tidak.

“Pemerintah baru kami tidak merasa perlu untuk mendapatkan jasanya. Kami bisa mengelola sendiri,” kata Senaratne. (Ant/reuters.com/bbc.co.uk/AFP).

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home