Loading...
MEDIA
Penulis: Eben E. Siadari 08:53 WIB | Jumat, 01 Juli 2016

Menkominfo Blokir Video Klip Lagu Antipoligami Lelaki Kardus

Klip Lelaki Kerdus di You Tube (Foto: screenshot You Tube)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Sebuah klip musik yang menggambarkan seorang remaja perempuan mengeluh karena ayahnya bangkrut karena melakukan poligami, diberitakan telah dilarang oleh pemerintah karena dianggap terlalu "provokatif".

Lagu berjudul Lelaki Kardus diunggah YouTube pekan ini, memicu ribuan share dan meningkatkan kemarahan kelompok konservatif yang menyerukan agar video itu dihapus.

Ditulis dalam genre dangdut populer, yang memadukan irama Melayu, Hindu dan gaya bahasa Arab, klip ini menunjukkan anak perempuan muda mengibaskan jarinya kepada ayahnya, mendorongnya dan menyebutnya "manusia karpet, lelaki bangkrut."

Syair lengkapnya adalah sebagai berikut:

Bapakku Kawin Lagi
Aku Ditinggalin
Aku sakit hati
Ibuku diduain
Ibuku minta cerai
Tapi dipukulin
Bapakku pengkhianat
Ibuku dibohongin

Lelaki kardus
Lelaki karpet
Lelaki kencroot
Lelaki bangkrut
Lelaki mencret
Lelaki karbet
Lelaki bangsat

Lagu ini dinyanyikan oleh Nova Rizqi Romadhon. Penulis lagu ini, Ahmad Sawadi, mengatakan lagu itu didasarkan pada pengalaman masa kecil istrinya yang tumbuh di Indonesia di mana poligami masih dipraktikkan.

Di Twitter beberapa orang memuji lagu itu yang mengangkat isu sosial yang penting sementara yang lain hanya menganggapnya lucu.

Tapi  Anggota Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Maria Advianti, menilainya tak lucu.

Dia mengatakan Kementerian Komunikasi dan Informasi telah melarang lagu itu dan berkoordinasi dengan You Tube untuk menghapusnya.

"Ini semacam konten yang tidak cocok untuk anak-anak. Orang seharusnya tidak menyebarkan video itu, menyebar link atau bahkan mengomentarinya," kata dia kepada kantor berita AAP.

Kepala Pusat Informasi dan Human Kementerian Kominfo, Ismail Cawidu, mengatakan pemerintah berusaha untuk menutup klip karena liriknya yang "sangat provokatif dan mengajarkan kebencian kepada anak-anak. Ini benar-benar tidak mendidik atau memberdayakan anak-anak," kata dia.

Ismail Cawidu mengatakan pencipta lagu tersebut sudah dihubungi dan berjanji akan mennghapusnya dari YouTube. Namun, karena sudah banyak yang meng-copy, maka lagu tersebut masih bisa dilihat di You Tube.

Kominfo, karena itu, akan mengirim surat ke YouTube untuk menghapus videonya.

Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia, Ade Armando, mengatakan ia bisa memahami mengapa Kementerian ingin memblokir lagu itu, karena "perceraian, kecurangan, kekerasan terhadap perempuan, anak-anak, hal-hal seperti ini tidak harus disajikan sedemikian sensasional".

Tapi, ia berpendapat, adalah "berbahaya" bila video itu dilarang begitu saja oleh Kementerian tanpa konsultasi publik.

"Jika kita membiarkan ini, selalu ada kemungkinan bahwa kementerian akan melakukannya untuk kepentingan mereka sendiri ... ini berbahaya bagi kebebasan berekspresi," kata dia, dikutip dari news.com.au.

Ini bukan pertama kalinya pemerintah Indonesia  mengambil langkah untuk mengontrol materi yang secara sosial kontroversial di internet.

Februari lalu, Kementerian Kominfo menyerukan penyedia konten digital untuk melakukan "self-sensor" menyangkut emoji tentang "gay" sementara ada juga dorongan untuk melarang video streaming situs Netflix.

satuharapan.com yang mengakses video tersebut pada hari ini (1/7) pukul 08:22 masih dapat menemukan klip Lelaki Kardus tersebut. Dalam keterangan tentang video yang diunggah oleh seseorang dengan nama akun Salin Kanan,  disebutkan bahwa klip ini awalnya diupload oleh channel Rampak Naong Rec yang sudah dihapus. Dikatakan, tidak ada  adegan kekerasan pada anak dalam video ini, melainkan adanya anak yang "keras" kepada bapaknya dan itu merupakan adegan akting semata.

Ketika satuharapan.com mengaksesnya, sudah dilihat 217.267 kali, mendapat like 667 dan dislike 6.844.

Terhadap tuduhan lagu anak-anak, dikatakan bahwa penyanyinya sudah berumur 12 tahun pada saat video dibuat, dan sekarang sudah berusia 15 tahun karena video itu sudah diproduksi sekitar tahun 2013-2014

Kepada detik.com, Nurul, ibunda Nova Rizqi, mengatakan hak anaknya untuk menyanyikan lagu apa saja.

"Memangnya kenapa? Biar saja menyanyikan lagu. Ini terinspirasi kisah nyata," jelas Nurul dengan logat Madura yang kental  Kini Nova menurutnya sudah berusia 15 tahun dan bersekolah di SMP. Dia berharap apapun yang terjadi, anaknya tetap berkarier sebagai penyanyi. Nova menurutnya bebas saja bernyanyi apakah lagu anak atau dewasa.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home