Loading...
DUNIA
Penulis: Eben Ezer Siadari 17:11 WIB | Kamis, 18 Desember 2014

Mental Pejabat Tiongkok Goyah Disodori Tas Mewah Gucci

Avon membayar paling tidak US$ 8 juta dalam bentuk hadiah kepada pejabat lokal agar larangan penjualan langsung ke negeri itu dicabut.
Produk tas Gucci (Foto:gucci.com)

WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM – Di tengah gencarnya upaya Presiden Tiongkok, Xi Jinping. memberantas korupsi di lingkungan elit partai dan birokrasi, semakin terungkap banyak bukti bahwa para pejabat negeri itu mudah goyah apabila disodori uang dan barang mewah.

Sebuah kasus terbaru yang terungkap di pengadilan Federal Amerika Serikat menunjukkan mental pejabat Tiongkok ternyata goyah dan mau mengubah kebijakan pemerintah, ketika disodori tas mewah Gucci dan paket perjalanan wisata untuk bersenang-senang.

Dalam persidangan di sebuah pengadilan Manhattan hari ini, terungkap bahwa perusahaan AS, Avon Products Inc, melalui anak usahanya di Tiongkok didakwa telah menyogok pejabat setempat dengan tas mewah Gucci dan tiket perjalanan wisata untuk mendapatkan izin menjual langsung produknya di negeri Tirai Bambu tersebut.

Dakwaan ini merupakan buntut dari investigasi pemerintah Federal yang telah berlangsung enam tahun. Avon, produsen produk-produk kecantikan tersebut, dituntut untuk mengakui kesalahan dan membayar denda US$ 135 juta atau sekitar Rp 1,7 triliun.

Avon juga membuat perjanjian penangguhan penuntutan yang mengharuskan mereka mengadopsi kontrol internal yang ketat dan menghindari pelanggaran lebih lanjut dalam jangka tiga tahun, bila ingin kasus tersebut dihentikan. Penuntutan ini diumumkan dalam sidang di pengadilan Federal Manhattam hari ini (18/12).

Avon, perusahaan penjualan langsung produk-produk kosmetik terbesar dunia, Mei lalu mengatakan pihaknya akan menuntaskan kasus ini. Anak usahanya di Tiongkok dituntut bersalah karena berkonspirasi melanggar UU antisuap AS dengan memalsukan catatan-catatan tentang skema pembayaran kepada otoritas Tiongkok selama empat tahun, yang ujungnya mengakhiri pelarangan bisnis penjualan langsung ke Tiongkok pada tahun 2006.

Menurut Jaksa Manhattan, Bharara, selama bertahun-tahun Avon memberikan jutaan dolar kepada para pejabat Tiongkok dalam bentuk hadiah-hadiah. Avon Tiongkok, menurut dia, selama bertahun-tahun bersekongkol dengan perusahaan induknya di AS untuk menutup-nutupi praktik suap ini.

Penasihat Umum Avon, Jeff Benjamin, dalam kesaksiannya di hadapan Hakim Distrik AS, George Daniels, mengatakan Avon Tiongkok menyediakan hadiah-hadiah dan menjamu pejabat-pejabat Tiongkok, lalu memalsukan transaksi-transaksi ini dalam pembukuan dan catatan-catatan perusahaan. "Avon salah dalam hal ini,"kata dia.

Tiga eksekutif Avon Tiongkok dan dua pengacara, membayar paling tidak US$ 8 juta dalam bentuk hadiah maupun gratifikasi lainnya kepada pejabat lokal agar mereka mencabut larangan penjualan langsung ke negeri itu.

Berbagai hadiah itu meliputi jamuan makan, paket wisata termasuk transpor dan akomodasinya, juga berbagai barang-barang mewah seperti dompet, tas dan arloji. Avon mendapatkan izin melakukan penjualan langsung serta keistimewaan perlakuan hukum dari pemerintah Tiongkok sebagai imbalannya.

Diantara berbagai hadiah itu, adalah jalan-jalan selama 18 hari ke berbagai kota di AS --New York, Montreal, Las Vegas dan Washington -- untuk empat pejabat Tiongkok. Mereka menghabiskan ribuan dolar untuk belanja asesoris, seperti tas Gucci seharga US$ 800, jamuan makan dan hiburan sebesar US$ 8.100. Itu terjadi pada tahun 2006.

Berbagai pengeluaran ini, dalam catatan pembukuan perusahaan ditulis sebagai "perjalanan karyawan" atau pengeluaran bisnis dan hiburan humas."

Komisi Pasar Modal AS secara paralel hari ini juga mengajukan tuntutan, yang menuduh Avon telah mendapatkan izin penjualan langsungnya yang pertama pada Maret 2006 setelah memberi US$ 100 ribu secara tunai dan berbagai hadiah lainnya kepada pegawai pemerintah Tiongkok.

Avon menjadi perusahaan pertama yang memperoleh lisensi penjualan langsung di Tiongkok --yang merupakan batu penjuru model bisnisnya -- ketika kebijakan larangan penjualan langsung tersebut dicabut.

Pada Juli 2006, perusahaan itu merekrut lebih dari 114 ribu orang pramuniaga di Tiongkok. CEO Avon Tiongkok kala itu, Andrea Jung, mengatakan perusahaan tersebut melihat ada potensi pasar sebesar US$ 1 miliar. Penjualan mereka di Tiongkok naik 28 persen menjadi US$ 67,2 juta pada kuartal keempat tahun itu.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home