Loading...
INDONESIA
Penulis: Tunggul Tauladan 13:53 WIB | Rabu, 28 Mei 2014

Mural Antikorupsi Hiasi Tembok Stadion Kridosono Yogyakarta

Mural Antikorupsi Hiasi Tembok Stadion Kridosono Yogyakarta
Salah satu mural di Stadion Kridosono pada Rabu (28/5). (Foto-foto: Tunggul Tauladan)
Mural Antikorupsi Hiasi Tembok Stadion Kridosono Yogyakarta
Mural ini merupakan salah satu bentuk dukungan terhadap gerakan "Jujur Bebarengan".
Mural Antikorupsi Hiasi Tembok Stadion Kridosono Yogyakarta
Hewan tikus yang identik dengan lambang korupsi dipilih sebagai salah satu gambar mural.

YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM -- Gerakan antikorupsi yang dikemas dengan tajuk “Jujur Bebarengan” mulai menggema di Yogyakarta. Gerakan yang dideklarasikan oleh sejumlah aktivis antikorupsi, seniman, dan kaum muda itu pada Selasa (20/5) silam di Kepatihan mulai diikuti dengan gerakan seni dengan napas yang sama, antikorupsi. Salah satu gerakan seni tersaji dalam kemasan art street berupa mural antikorupsi yang terpacak di tembok Stadion Kridosono, Kota Yogyakarta.

“Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta memberikan dukungan secara penuh terhadap gerakan ‘Jujur Bebarengan’ dengan cara menyediakan ruang untuk media street art di tembok Stadion Kridosono. Kami juga sudah berkoordinasi dengan PD Anindya selaku pengelola Stadion Kridosono sehingga mengantongi izin untuk membuat mural antikorupsi,” demikian disampaikan oleh Bagian Humas Pemkot Yogyakarta Tri Hastono pada Rabu (28/5).

Satuharapan.com memantau terdapat tiga buah mural antikorupsi yang menghiasi tembok Stadion Kridosono. Satu buah mural terdapat di tembok sisi timur, dua mural lainnya terdapat di tembok sisi utara.

Dihubungi secara terpisah, mantan Wali Kota Yogyakarta Herry Zudianto, penggagas gerakan “Jujur Bebarengan” menyatakan bahwa gerakan itu menyasar kaum muda sehingga kampanye itu dikemas agar bisa diterima kalangan anak muda. Karena itu, Herry merangkul musisi dari kaum muda, yaitu Marzuki “Kill The DJ” Muhammad dari Jogja Hip Hop Foundation (JHHF).

“Gerakan itu menyasar kaum muda karena masa depan bangsa ini berada di pundak mereka. Di titik inilah peran anak muda sangat menentukan dalam menjaga masa depan bangsa,” ungkap Herry Zudianto. 

Gerakan “Jujur Bebarengan” dideklarasikan pada 20 Mei 2014 atau bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional. Acara yang mendapat dukungan lebih dari 40 komunitas itu dikemas dengan format aksi budaya berupa perlawanan terhadap segala bentuk kebohongan (ketidakjujuran) di negeri ini. Beberapa seniman dan tokoh masyarakat yang terlibat dalam deklarasi ini, antara lain Butet Kertaredjasa yang melakukan orasi budaya, Komunitas Jujur Bebarengan, serta peluncuran lagu berjudul “Jujur Bebarengan” oleh Marzuki Muhammad dan Jogja Hip Hop Foundation (JHHF). 

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home