Loading...
RELIGI
Penulis: Sabar Subekti 11:31 WIB | Jumat, 26 September 2014

NIIS Hancurkan Sekolah Kuno dan Makam Wali Arbain di Tikrit

FBI AS klaim telah identifikasi pria pemancung wartawan AS, nemun tidak mau menyebutkan nama dan kebangsaannya; Seorang perempuan aktivis HAM di Mosul dieksekusi di publik oleh militan NIIS atas tuduhan murtad.
Makam Wali Arbaik di Tiktir, Irak yang dihancurkan oleh NIIS. (Foto: dari Al Arabiya)

BAGHDAD, SATUHARAPAN.COM - Sumber-sumber keamanan di Irak mengatakan  bahwa ekstremis Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS) telah menghancurkan makam Wali Arbain di kota  Tikrit yang dikuasai oleh militant.

Menurut situs berita Al Arabiya yang diungkapkan korespondennya di sana,  Jawad al-Hatab, NIIS membom kuil Arbain yang merupakan tempat makam 40 orang martir yang penggal kepalanya  dalam ekspansi Islam pada tahun 637.

Makam Arbain  itu terletak di jalan yang menghubungkan Tikrit dengan kota terbesar kedua Irak, Mosul dan Baghdad.  Ribuan orang mengunjungi makam itu setiap tahun.

Seorang akademisi di Tikrit, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan bahwa makam itu dibangun ketika arsitektur Islam mencapai puncak kreativitasnya.

"di situ  juga ada sekolah Islam seperti  Al-Mustansariya di Baghdad, Al-Mamilya di Kairo dan Sabina di Asia Tengah," kata dia. "Kami menemukan kata-kata dan tulisan oleh pengunjung  pada tahun 1262."  Al-Mustansariya didirikan pada tahun 1227 dan merupakan salah satu universitas tertua di dunia.

Sementara itu, seorang wartawan Irak, yang juga berbicara dengan syarat anonim, mengatakan makam itu menjadi lokasi protes sebelum NIIS atau ISIS  (Islamic State of Iraq and Syria) menduduki Tikrit.

Pada 17 September lalu, NIIS meledakkan Benteng Saladin di Tikrit. Benteng Saladin adalah salah satu landmark Irak dan merupakan tempat kelahiran pemimpin Saladin yang merebut Yerusalem hampir seribu tahun yang lalu.

Makam tokoh panutan  masyarakat, Johan dan Sheth juga berada di antara tempat ibadah bersejarah  yang dihancurkan oleh NIIS.

Perusakan  itu terjadi, meskipun  serangan  oleh tentara Irak dan kekuatan militer daerah, serta serangan udara oleh Amerika Serikat terus terjadi terhadap posisi NIIS di Irak dan Suriah.

Identifikasi Algojo

Sementara itu, pihak AS berkeyakinan telah mengidentifikasi pria bertopeng yang terlihat dalam video NIIS tentang pemancungan dua wartawan AS dan seorang pekerja bantuan kemanusiaan asal  Inggris, seperti diungkapkan kepala Biro intelijen Federal (FBI), hari Kamis (25/9).

Namun demikian, seperti dikutip AFP, Direktur FBI, James Comey, kepada wartawan di kantor pusat biro itu mengatakan bahwa pihaknya tidak akan mengungkapkan nama pria itu atau kebangsaannya.

"Kami percaya bahwa kami telah mengidentifikasi algojo itu,"  kata Comey pada acara briefing di Washington DC. "Saya tidak akan memberitahu Anda siapa dia."

Comey tidak mengatakan apakah AS percaya orang itu benar-benar melaksanakan pemancungan, karena tidak sepenuhnya ditampilkan dalam video itu.

NIIS Bunuh Perempuan Aktivis HAM

Al Arabiya juga mengungkapkan bahwa militan  NIIS membunuh seorang pengacara hak asasi manusia (HAM) di kota Mosul, setelah pengadilan Islam gadungan yang mereka bentuk memutuskan bahwa perempuan itu telah meninggalkan Islam, seperti diungkapkan misi PBB (Perserikatan Bangsa-bangsa) di Irak, hari Kamis (25/9).

Samira Salih Al-Nuaimi ditangkap dari rumahnya pada 17 September setelah dituduh memposting pesan di aku Facebook-nya yang mengkritik penghancuran situs keagamaan di Mosul oleh militan NIIS

Menurut Misi Bantuan PBB di Irak, Al-Nuaimi diadili  oleh apa yang disebut sebagai "pengadilan Syariah" dengan tuduhan  murtad. Dia disiksa selama lima hari sebelum militan menjatuhkan hukuman mati melalui "eksekusi di depan publik." Dia dibunuh pada hari Senin (22/9), kata misi PBB itu pada halaman Facebook-nya.

"Dengan menyiksa dan mengeksekusi perempuan pengacara dan aktivis HAM yang membela  hak-hak sipil dan hak asasi manusia dari sesama warga di Mosul, ISIL (Islamic State of Iraq and Levant, nama lain NIIS) terus membuktikan sifat yang menggabungkan kebencian, nihilisme dan kebiadaban, serta secara  total mengabaikan kemanusiaiaan," kata Nickolay Mladenov, utusan PBB untuk Irak. Dia mengatakan dalam sebuah pernyataan dan mengacu pada kelompok NIIS.

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home