Loading...
HAM
Penulis: Prasasta Widiadi 12:00 WIB | Senin, 24 Oktober 2016

Paus Fransiskus Imbau Akhiri Kekerasan di Irak

Ilustrasi: Pasukan keamanan Kurdi Irak menangkap satu terduga anggota ISIS saat mereka berpatroli di pinggiran timur Kirkuk, 22 Oktober 2016, setelah ekstremis menyerang kota itu. Pasukan keamanan bentrok dengan militan ISIS di hari kedua serangan mendadak para militan ke kota itu seiring dengan upaya Irak untuk merebut kembali Mosul. (Foto: AFP/Marwan Ibrahim)

VATIKAN, SATUHARAPAN.COM – Paus Fransiskus pada hari Minggu (23/10) mengajak berdoa untuk mengakhiri kekerasan yang semakin menghebat di Mosul, Irak, sehingga proses perdamaian dapat bergerak selangkah maju dengan berharap terjadinya rekonsiliasi.

Menurut Catholic News Agency, hari Minggu (23/10), tentara Irak tengah berupaya membebaskan dua kota di Irak, Mosul dan Niniwe, dari cengkeraman ekstremis Islamic State Iraq and Syria (ISIS). 

“Saat ini merupakan momen dramatis, saya bersimpati dengan rakyat Irak, khususnya warga Mosul," kata Paus hari Minggu (23/10) saat berbicara kepada lebih kurang 50.000 peziarah di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, dalam homili mingguan.

Homili tersebut bertepatan dengan operasi yang sedang dilancarkan pasukan militer Irak dan Kurdi untuk merebut kembali Kota Mosul dari tangan kelompok militan.

“Kami terkejut oleh tindakan keji, kekerasan yang dilakukan terhadap warga yang tidak bersalah, tanpa memandang apakah mereka Muslim, Kristen, dan tidak memandang dari kelompok etnis mana," kata Paus Fransiskus.

Dia mengungkapkan kesedihannya karena banyak korban meninggal dunia antara lain anak-anak.

“Tindakan kekejaman ini membuat kita menangis, karena mereka meninggalkan kita tanpa kata-kata," kata Paus Fransiskus.

Dia mengharapkan doa agar rakyat Irak yang saat ini menghadapi penderitaan mungkin menjadi kuat dan tegar dan bergerak menuju masa depan keamanan, rekonsiliasi, dan perdamaian.

“Untuk ini saya minta semua bersatu dalam doa,” kata Paus Fransískus.

Pada 17 Oktober Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi mengumumkan serangan darat untuk merebut kembali Mosul, yang telah berada di bawah kendali kelompok ekstremis, ISIS, sejak Juni 2014.

Selain pasukan Kurdi Peshmerga, tentara Amerika Serikat, Pasukan Khusus Inggris dan Prancis, dan sejumlah tentara Turki mendukung tentara Irak dalam pertempuran.

Pertempuran tersebut awalnya diperkirakan akan memakan waktu antara beberapa minggu sampai beberapa bulan untuk menyelesaikan, namun proses telah berlangsung lebih cepat dari yang diharapkan.

Mosul adalah benteng besar terakhir ISIS di Irak. Kelompok ekstremis tersebut terus mengalami kekalahan sejak akhir tahun lalu karena digempur pasukan Irak dan Peshmerga, dan pasukan koalisi yang dipimpin Amerika Serikat.

PBB telah memperingatkan bahwa ISIS menggunakan warga sipil sebagai perisai manusia dalam memperjuangkan Mosul, memperkirakan militan sejauh ini menculik lebih kurang sekitar 550 keluarga dari kota-kota kecil dekat Mosul dalam upaya untuk mencegah mereka meninggalkan daerah.

Menurut CNN yang dikutip kembali Catholic News Agency, dalam beberapa hari terakhir 285 laki-laki dan anak laki-laki telah digunakan oleh ISIS sebagai perisai manusia, dan tubuh mereka dibuang ke kuburan massal.

Dalam pidatonya, Paus menunjuk Rasul Paulus sebagai panutan untuk penginjilan di dunia sekarang ini, mengingatkan setiap orang harus terlibat dalam kegiatan misionaris dan pastoral dengan semangat pengorbanan. “Hasilnya tergantung pada usaha kita, tanpa melupakan bahwa keberhasilan adalah sebuah anugerah,” kata Paus Fransiskus.

“Roh Kudus menjadikan misi Gereja di dunia sangat efektif," kata Paus Fransískus.

Paus Fransískus mengatakan setiap orang yang langkahnya goyah harus memperkuat langkah agar tetap bertekun dalam pengabaran Firman Tuhan. Selain itu agar tetap memiliki kekuatan dan rasa percaya diri sehingga berhasil mengabarkan Firman Tuhan.

Dia mengatakan saat ini merupakan momen untuk menambah keberanian, walau seseorang yang memiliki keberanian belum tentu meraih keberhasilan.

Paus mengajak umat Kristiani diminta memiliki keberanian untuk menjadi alternatif di dunia, tanpa menjadi polemik.

“Selain itu kita diminta membuka diri untuk semua orang, tanpa meremehkan kemutlakan dan keunikan Kristus, sebagai Juru Selamat bagi semua,” kata dia.

Dia menekankan umat Kristiani perlu untuk menjadi berani dalam melawan ketidakpercayaan tanpa menjadi sombong, dan untuk meniru sikap pemungut cukai dalam Alkitab, yang dengan rendah hati bahkan tidak mengangkat matanya ke langit, dan mengatakan “Oh Tuhan, kasihanilah aku, orang berdosa.”

“Hari ini adalah saatnya keberanian! Hari keberanian diperlukan,” kata Paus Fransískus.

Dia berdoa di akhir homilinya dengan mengatakan Bunda Maria akan menjadi perantara untuk semua orang agar mampu menjadi murid yang membawa pesan keselamatan untuk seluruh umat manusia. (catholicnewsagency.com)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home