Loading...
HAM
Penulis: Bayu Probo 11:05 WIB | Rabu, 07 Oktober 2015

PBB: Lebih dari 114.000 Orang Lari dari Perang Yaman

Pendukung gerakan pemberontak Huthi Syiah Yaman mengangkat senjata mereka dan meneriakkan slogan dalam protes di ibu kota Yaman, Sanaa, menentang operasi militer oleh koalisi pimpinan Saudi pada 2 Oktober 2015. (Foto: AFP/MOHAMMED HUWAIS)

NAIROBI, SATUHARAPAN.COM – Lebih dari 114.000 orang melarikan diri dari Yaman, dan angka tersebut kemungkinan bisa meningkat hingga 200.000 pada akhir 2016, menurut beberapa petugas bantuan pada Selasa (6/10).

Pertempuran meningkat pada Maret ketika serangan udara yang dipimpin Saudi mulai menargetkan pemberontak Huthi untuk membela Presiden Abedrabbo Mansour Hadi.

“Hampir 70.000 orang yang melarikan diri dari krisis sudah tiba di Djibouti, Ethiopia, Somalia dan Sudan,” kata badan pengungsi PBB, UNHCR, dan Organisasi Migrasi Internasional (IOM) dalam sebuah pernyataan.

“Hingga 44.080 orang dilaporkan sudah tiba di Arab Saudi dan Oman.”

IOM mengatakan jumlah orang yang melarikan diri dari Yaman ke negara-negara tetangga kemungkinan akan meningkat hingga mencapai lebih dari 200.000 orang pada akhir tahun.

“Para pengungsi dan imigran tiba setelah berjam-jam di lautan yang seringnya mengalami trauma serta kelelahan, dengan membawa beberapa barang-barang pribadi, dan mereka sangat membutuhkan makanan, air serta layanan kesehatan darurat,” kata pejabat IOM Ashraf El Nour dalam sebuah pertemuan di ibu kota Kenya, yang digelar untuk mengoordinasikan respons terhadap krisis tersebut.

Para pejuang yang setia kepada Presiden Yaman Abedrabbo Mansour Hadi bergerak ke wilayah strategis Selat Bab al-Mandab, di provinsi Taez, Yaman selatan pada 1 Oktober 2015. Pasukan pro-Hadi yang didukung koalisi Saudi, merebut Bab al-Mandab dan Dhubab di provinsi Taez di dekat selat tersebut di pintu gerbang menuju Laut Merah, dari pemberontak Syiah Huthi, kata pejabat militer loyalis Abedrabbo al-Mihwali kepada AFP. (Foto: AFP /SALEH AL-OBEIDI)

“Oleh karena itu respons yang paling mendesak adalah memenuhi kebutuhan dasar mereka, dan untuk mendaftar serta menyediakan dokumentasi yang memungkinkan mereka untuk mengakses beberapa layanan penting,” Nour menambahkan.

PBB mengatakan konflik Yaman telah menewaskan sekitar 5.000 orang dan melukai 25.000 lainnya, yang banyak di antaranya merupakan warga sipil. (AFP)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home