Loading...
MEDIA
Penulis: Sotyati 20:00 WIB | Kamis, 27 Agustus 2015

Penembak Jurnalis di Virginia Pendam Kemarahan

Jurnalis Alison Parker (kiri) yang tewas ditembak bekas rekan kerjanya. (Foto: WDBJ7)

VIRGINIA, SATUHARAPAN.COM - Pria yang menembak mati dua wartawan dalam siaran TV langsung di Negara Bagian Virginia, Amerika Serikat, mengirimkan faksimili penuh ceracau, menyebut dirinya “tong bubuk mesiu berjalan” setelah melakukan serangan.

Vester Flanagan, seperti dikutip dari bbc.com, yang dipecat oleh stasiun televisi tempat korban bekerja, WDBJ7, kemudian bunuh diri dalam pengejaran polisi.

Dalam lembaran faksimili tersebut, Flanagan menggambarkan diskriminasi dan penindasan terhadap pria gay dan keturunan Afrika-Amerika.

Gedung Putih pada Rabu (26/8) mengatakan serangan itu menunjukkan perlu ada pengendalian senjata api lebih ketat.

Dua orang yang tewas dalam serangan tersebut adalah reporter WDBJ7 Alison Parker dan juru kamera Adam Ward.

Manajer stasiun televisi Jeff Marks mengatakan, Flanagan adalah "pria yang tidak bahagia". Dia harus dikawal keluar dari gedung WDBJ7 setelah dipecat pada 2013.

Alison Parker tengah melakukan wawancara langsung dengan seorang bintang tamu tentang turisme pada Rabu (26/08) di Kota Moneta, tempat terjadinya insiden.

Tiba-tiba terdengar tembakan dan penonton melihat kamera jatuh ke lantai. Terdengar juga teriakan dan kamera sempat menunjukkan sekilas sosok penembak.

Siaran pun kembali ke studio - wartawan televisi kemudian harus melanjutkan dengan menyiarkan berita tentang kematian dua kolega mereka.

Beberapa jam kemudian, si penembak mengunggah rekaman tindakannya menembak dalam jarak dekat ke internet. Rekaman-rekaman itu kemudian dihapus.

Tamu yang diwawancara, Vicki Gardner, dari Kamar Dagang Daerah Smith Mountain Lake, seperti diberitakan voaindonesia.com, selamat dari penembakan, dan berada dalam kondisi stabil setelah menjalani pembedahan.

ABC News mengatakan mereka menerima faksimili 23 halaman yang dikirim Flanagan yang menggunakan nama profesionalnya, Bryce Williams, pada Rabu. Dia mengibaratkan kemarahan yang terpendam itu bagai “tong bubuk mesiu berjalan” yang “menunggu saatnya meledak!”

Penulis faksimili tersebut mengatakan, dia mengalami perlakuan rasisme dan homofobia di tempat kerja. Dia pun menyatakan kekagumannya kepada remaja yang menembak 13 orang di SMA Columbine di Colorado pada 1999.

Dia juga mengatakan, serangan di sebuah gereja di Charleston, South Caroline yang menewaskan sembilan jemaat dan pastor kulit hitam Juni lalu juga membuatnya sangat marah.

Sheriff di Franklin County Bill Overton mengatakan faksimili yang dikirim ke ABC itu digunakan oleh penyelidik. Dia menambahkan, "Jelas, pria ini terganggu."

Rabu malam, perwakilan keluarga Flanagan mengeluarkan pernyataan "duka cita sedalam-dalamnya bagi keluarga Alison Parker dan Adam Ward".

"Doa dan pikiran kami bersama keluarga korban dan dengan keluarga besar stasiun televisi WDBJ," menurut pernyataan tersebut.

Presiden Barack Obama mengulang lagi permintaannya akan pengendalian senjata api yang lebih ketat setelah serangan tersebut.

"Kita rela menghabiskan triliunan dolar untuk mencegah aktivitas terorisme, tapi kita belum mau menggunakan setidaknya akal sehat dalam pengendalian senjata api," katanya. (bbc.com)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home