Loading...
SAINS
Penulis: Sotyati 07:54 WIB | Rabu, 10 Juni 2015

Raih Gelar Doktor pada Usia 102 Tahun

Ingeborg Syllm-Rapaport bergambar bersama Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Hamburg seusai wisuda. (Foto: AFP)

SATUHARAPAN.COM – Usia bukan menjadi halangan untuk menggayuh cita-cita setinggi langit. Ingeborg Syllm-Rapaport (media lain menuliskannya Syllm-Rapoport), perempuan Jerman berusia 102 tahun, seorang neonatologist, tercatat sebagai doktor tertua di dunia. Gelar itu ia raih, 77 tahun setelah Nazi melarangnya ikut ujian akhir untuk mempertahankan disertasi S3.

Selasa, 9 Juni, menjadi hari paling menggembirakan bagi Ingeborg Syllm-Rapaport, yang berdarah Yahudi dari pihak ibu, menurut theglobeandmail.com. Ia, yang dinyatakan lulus ujian lisan dengan pujian pada bulan lalu, pada Selasa kemarin diwisuda dengan mendapat gelar doktornya di Universitas Hamburg.

Dalam pidato saat menerima gelar doktornya, seperti diberitakan bbc.com,dia mengatakan bertekad menyelesaikan studi S3 untuk mengenang semua orang yang menderita di bawah Nazi.

“Bagi saya pribadi, gelar ini tidak lagi berarti. Tetapi, untuk mendukung suatu tujuan besar berkaitan dengan sejarah masa lalu, saya ingin menjadi bagiannya,” kata Syllm-Rapoport kepada televisi publik Jerman, NDR.

Syllm-Rapaport berimigrasi ke Amerika Serikat pada 1938, tanpa gelar di tangan. Mendaftar ke beberapa universitas di Amerika, langkahnya bermuara di Philadelphia, tempat ia meraih gelarnya, dan seperti dikutip theglobeandmail.com, bekerja sebagai dokter anak. Pada 1952-an ia kembali ke Jerman Timur -yang kala itu diperintah rezim komunis- dan belakangan malah ditunjuk menjadi guru besar pediatri atau kedokteran anak di rumah sakit Charite di Berlin.

Ibu empat anak ini sebenarnya sudah menyelesaikan studinya pada tahun 1937 dengan tesis tentang diphteria yang saat itu merupakan masalah serius di Jerman.

Namun, di bawah Adolf Hitler yang memberlakukan undang-undang anti-Semitis, Ingeborg dilarang ikut ujian lisan yang merupakan tahap akhir mendapat gelar doktor.

Hampir 80 tahun kemudian, Universitas Hamburg memutuskan untuk meluruskan kesalahan masa lalu.

Tiga profesor dari Fakultas Kedokteran universitas datang ke rumah Syllm-Rapaport di Berlin timur untuk menguji tesisnya yang ditulis pada masa sebelum perang yang memisahkan Jerman.

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home