Loading...
FOTO
Penulis: Dedy Istanto 14:06 WIB | Senin, 05 Oktober 2015

Ribuan Hektar Lahan Perkebunan di Sumsel masih Terbakar

Ribuan Hektar Lahan Perkebunan di Sumsel masih Terbakar
Seorang warga berusaha memadamkan kebakaran lahan di KM 29 Jalan Lintas Timur Palembang - Indralaya, Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Sabtu (3/10). Kebakaran tersebut hampir menghanguskan pemukiman penduduk. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Ribuan Hektar Lahan Perkebunan di Sumsel masih Terbakar
Kabut asap terus menyelimuti Kota Pekanbaru, Riau, Senin (5/10). Darurat Pencemaran Udara akibat Kebakaran Lahan dan Hutan di Provinsi Riau sudah berlangsung lebih dari 30 hari, namun kondisi udara terus diselimuti asap dalam level "Berbahaya" akibat asap kiriman dari kebakaran di Provinsi Sumatera Selatan dan Jambi. ANTARA FOTO/FB Anggoro
Ribuan Hektar Lahan Perkebunan di Sumsel masih Terbakar
Warga berjalan menembus kabut asap seusai melaksanakan salat Jumat di Masjid Raya Darussalam di Palangkaraya, Jumat (2/10). BPBD Palangkaraya menetapkan status darurat penanganan asap hingga 3 Oktober karena kondisi kabut asap yang semakin hari kian memburuk. ANTARA FOTO/Rosa Panggabean
Ribuan Hektar Lahan Perkebunan di Sumsel masih Terbakar
Sejumlah pesawat yang mendarat di Bandara Kualanamu tidak bisa terbang kembali akibat kabut asap di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Sabtu (3/10). Dampak kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Riau, Sumsel dan Jambi tersebut sampai ke bandara Kualanamu dan mengakibatkan sejumlah penerbangan dibatalkan hingga terjadi penumpukan penumpang. ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman
Ribuan Hektar Lahan Perkebunan di Sumsel masih Terbakar
Prajurit TNI AD menarik selang air saat akan memadamkan kebakaran lahan gambut di Desa Palm Raya, Ogan Ilir, Sumsel. Rabu (30/9). Berdasarkan Pantauan citra satelit AQUA/TERRA MODIS untuk pulau Sumatera, Provinsi Sumatera Selatan menjadi penyumbang terbesar titik panas sebanyak 323 titik dibandingkan provinsi lainnya di Pulau Sumatera. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

PALEMBANG, SATUHARAPAN.COM – Ribuan hektar lahan hutan dan perkebunan terbakar sepanjang bulan Agustus sampai dengan Oktober 2015. Badan Pertanahan Nasional (BPN) Sumatera Selatan, mencatat sekitar 2.400 hektar lahan perkebunan baik milik warga maupun perusahaan atau perorangan terbakar di Provinsi tersebut, Minggu (4/10).

Menurut Kepala BPN Sumatera Selatan, Arif Pasya, mengatakan sebagian besar areal perkebunan yang terbakar berada di Kabupaten Ogan, Komering Ilir, dan Musi Banyuasin. Musim kemarau panjang yang disertai dengan fenomena Elnino mengakibatkan kekeringan dan terbakarnya ribuan hektar lahan perkebunan, ujarnya.

Kebakaran pada lahan yang terjadi sangat luas itu menjadi salah satu penyebab masalah kabut asap yang sampai saat ini dikeluhkan banyak pihak karena mengganggu berbagai aktivitas serta kesehatan masyarakat. Saat ini BPN Sumatera Selatan sedang melakukan inventaris lahan terbakar yang telah diberikan dalam Hak Guna Usaha (HGU) untuk dilakukan evaluasi. Apabila ada perusahaan perkebunan yang terbukti secara sengaja membersihkan lahan dengan cara dibakar akan diberi sanksi tegas berupa pencabutan HGU.

Sementara di Pekanbaru, Riau hari ini, Senin (5/10), kabut asap masih menyelimuti ibu kota yang menganggu aktivitas masyarakat. Darurat pencemaran udara akibat kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau sudah berlangsung selama 30 hari. Namun, kondisi udara sampai dengan saat ini masih dalam level berbahaya, akibat kiriman asap dari Sumatera Selatan dan Jambi.

Sebelumnya pada hari Jumat (2/10) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Palangkaraya telah menetapkan status darurat penangangan asap sampai dengan hari Sabtu (3/10) dikarenakan kondisi kondisi asap semakin hari kian memburuk. (Ant).

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home