Loading...
INSPIRASI
Penulis: Katherina Tedja 06:00 WIB | Minggu, 04 Oktober 2015

Kabut Asap, Kabut Hati

Kapan orang-orang ini mau berhenti?
Untuk menyambung hidup (foto: istimewa)

SATUHARAPAN.COM – Kemelut kabut asap melumpuhkan sebagian besar daerah dan rakyat Indonesia. Tidak hanya berhenti sampai di situ, kabut asap mencemari pula negara tetangga kita, Malaysia dan Singapura.

Di tanah air, beberapa bandara menunda menerbangkan penumpang, dan sekolah terpaksa ditutup. Sementara orang-orang beraktivitas dengan masker di wajahnya, sungguh merepotkan! Nelayan berhenti melaut karena jarak pandang makin terbatas… dan mana pula ada turis yang mau mengunjungi daerah yang pekat kabut seperti itu….

Betapa menghancurkan hati melihat anak-anak bertumbangan, dibawa ke Rumah Sakit karena sesak nafas. Kabut asap dapat menurunkan fungsi paru-paru, dan bukannya tidak mungkin akan mengakibatkan gagal nafas. Udara yang layak adalah kebutuhan hakiki yang harus dipenuhi agar manusia dapat hidup…. Apa jadinya jika udara yang berharga itu tercemar?

Kabut asap terjadi karena terbakarnya lahan gambut.  Sebagian besar penyebab kebakaran gambut dapat dikatakan merupakan kelalaian dan keserakahan manusia. Membakar hutan secara membabi buta untuk membuka ladang atau perkebunan, pastilah lebih efisien dan ekonomis daripada membabatnya secara terkendali.  Karena itu, tidak lagi terhindarkan, kebakaran hutan langganan menyambangi hutan perawan Indonesia… nyaris tiap tahun… dengan kepekatan yang makin menyesakkan….

Kapan orang-orang ini mau berhenti? Kabut asap telah memekatkan pula mata hati mereka, sehingga tidak dapat melihat apa yang seharusnya dilihat, sebaliknya mereka memandang dengan terpesona ke arah yang salah. Demi mendapatkan uang, mereka rela mengorbankan manusia lain, udara, dan hutan perawan, yang kesemuanya adalah milik Sang Ilahi.

Sudah waktunya untuk mengatakan stop! Berhenti! Tindak dengan keras pelaku pembakaran hutan, bahkan jika itu pelaku korporat kaya-raya yang sulit untuk dijangkau. Pemerintah Indonesia, bahu-membahu dengan rakyat Indonesia, pasti bisa… asalkan kita menjaga mata hati agar tetap jernih dan bersih.

 

Editor: ymindrasmoro

Email: inspirasi@satuharapan.com


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home