Loading...
DUNIA
Penulis: Reporter Satuharapan 15:18 WIB | Selasa, 17 April 2018

Sidang Pendeta AS di Turki Picu Ketegangan

Pendeta Andrew Bunson yang ditahan di Turki atas tuduhan mata-mata. (Foto: believersportal.com)

ISTANBUL, SATUHARAPAN.COM — Kasus pendeta Amerika Serikat yang menjalani persidangan di Turki pada Senin (16/4) atas tuduhan teror dan mata-mata, telah menjadi pusat ketegangan antara Amerika dan Turki. Pendeta tersebut telah ditahan selama 18 bulan di Turki dan jaksa menuntut hukuman 35 tahun penjara.

Menurut laporan media setempat, Andrew Brunson menangis setelah diberitahu oleh pengadilan di Kota Izmir, bahwa ia harus tetap dipenjara. Laporan berita mengatakan keputusan itu didasarkan pada keterangan saksi- saksi bahwa Brunson mungkin melarikan diri.

Brunson ditahan di sel tersendiri, yang menurutnya telah mempengaruhi dirinya secara psikologis. Ia meminta pengadilan untuk mengubah kondisi penahanannya.

“Saya ingin seluruh kebenaran terungkap. Saya menolak semua tuduhan dalam surat dakwaan. Saya belum pernah terlibat dalam aktivitas ilegal apa pun, ” kata Richard Brunson, pendeta berusia 50 tahun, di pengadilan.

“Saya tidak melakukan apa pun melawan Turki. Sebaliknya, saya mencintai Turki. Saya telah berdoa untuk Turki selama 25 tahun.”

Kasus Brunson mendapat kritik keras dari Amerika . Washington telah berulang kali menyerukan pembebasannya, termasuk permintaan dari Presiden Donald Trump untuk “secepatnya” mengembalikan pendeta tersebut ke Amerika.

Senator Amerika, Thom Tillis, dan utusan Amerika untuk kebebasan beragama, Sam Brownback, menghadiri sidang pada Senin itu.

“Amerika sangat peduli tentang hubungan kami dengan Turki,” kata Brownback kepada wartawan ketika sidang diskors sebentar. “Hubungan itu akan sulit maju selama Brunson ditahan.”

Brunson dituduh membantu organisasi teror bersenjata bernama FETO, yang dituding berada di balik percobaan kudeta 2016 yang gagal. Para jaksa menuduh ulama Turki yang di Amerika, Fethullah Gulen, sebagai ketua FETO. Gulen membantah tuduhan itu.

Brunson telah tinggal di Turki selama 23 tahun dan bersama istrinya, Norine, dan dua putranya, mengelola sebuah gereja di Izmir. (voaindonesia.com)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home